SURABAYA-Guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, Pemkot Surabaya mengagendakan program khusus peningkatan kompetensi guru. Dalam program itu nantinya akan diikuti oleh para guru mulai jenjang Sekolah Dasar (SD)-Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Kita ingin menambah daya kompetitif nya para guru. Ini kita lakukan untuk masa depan anak-anak di Surabaya," tegas Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ketika membuka acara rapat kerja (Raker) kepala sekolah jenjang SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK dan SLB negeri/swasta Kota Surabaya di Graha Sawunggaling, Lantai VI kantor Pemkot Surabaya, Selasa (1/9/2015).

Kegiatan itu berlangsung selama tiga hari mulai hingga Kamis (3/9). Hari pertama, akan dihadiri 600 SMP/MTS, SMA/SMK yang juga dihadiri, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Ikhsan dan juga Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Martadi.   

Yang menggembirakan, upaya peningkatan kompetensi guru juga dibarengi dengan rencana Pemkot Surabaya yang bertekad mengangkat kesejahteraan para guru. Untuk itu Pemkot Surabaya berencana akan menaikkan anggaran bantuan operasional daerah (Bopda). Wali kota juga telah mengintrusikkan Kepala Dispendik untuk mewujudkan rencana itu. Tujuannya agar para guru lebih dapat berkonsentrasi dan bisa tenang dalam mengajar.

"Saya ingin kesejahteraan guru meningkat. Karena saya ingin panjenengan tenang mengajar. Sebab, bagaimana bisa memberikan yang terbaik kalau unsure domestik belum jelas," sambung wali kota terbaik ketiga dunia 2014 oleh The World Mayor Prize ini.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan menegaskan, Dispendik memiliki program untuk meningkatkan kompetensi guru di Kota Pahlawan. Program peningkatan kompetensi guru tersebut diawali dengan pemetaan terhadap kemampuan guru.  Berdasarkan pemetaan tersebut, bisa diketahui guru tersebut masih membutuhkan penguatan kemampuan di bidang apa. 

"Dari situ kita bisa menyiapkan pelatihan dan pendampingan penguatan kompetensi. Intinya, melalui program ini, kita bantu para guru untuk mengenali kompetensi dirinya," ujar Ikhsan.

Dijelaskan Ikhsan, program penguatan kompetensi guru ini memiliki banyak manfaat. Untuk para guru,  mereka akan bisa memahami kurangnya di mana sehingga bisa memperbaiki dan efeknya juga positif kepada murid yang diberi materi. Selama ini, pelatihan untuk para guru masih bersifat umum. Semisal mengubah pola pikir (mindset) guru, mengembangkan potensi anak dan juga strategi mengajar yang disesuaikan siswa.

"Anak-anak bila diajari oleh guru yang menguasai materi, tentunya hasilnya akan lebih baik. Sementara bagi guru, dengan mengikuti penguatan kompetensi, diharapakan ketika mengikuti Ujian Kompetensi Guru (UKG), hasilnya jadi lebih baik karena sudah menguasai materinya," jelas mantan Kepala Bapemas KB Kota Surabaya ini.  

Sementara Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Martadi menambahkan, upaya meningkatkan kompetensi guru memang menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Dia mengatakan, ada kecenderungan bahwa semakin bertambah usia guru, biasanya kompetensi nya cenderung menurun. Padahal, seharusnya, semakin tambah usia, guru tersebut semakin profesional. Kualitas guru terbaik justru ada di rentang usia 25-30 tahun karena wawasannya masih fresh dan semangatnya tinggi.

"Ini apa karena memang gurunya jarang mengikuti pelatihan? Atau jangan-jangan ada guru yang tidak pernah ikut pelatihan sehingga ilmu nya ndak nambah dan tidak tahu kekinian. Tentunya ini pekerjaan rumah bagi kita," ujar Martadi.

Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya ini menyarankan agar pelatihan kompetensi bagi para guru tersebut tidak dilakukan secara massal, melainkan dikemas disesuaikan dengan kebutuhan para guru. "Pelatihan untuk guru ini jangan dilakukan massal, tapi dikemas kelompok kecil 40 orang. Juga dikelompokkan sesuai guru mata pelajaran. Semisal pijat refleksi, itu yang dipijat kan bagian yang sakit, tidak semuanya," ujarnya.


Editor : Deny
Sumber : Humas Pemkot Surabaya

Post a Comment