Semarang – Dua orang guru asal negara bagian Queensland Australia dengan tangkas membawakan tarian Ratu Sewu mengikuti iringan gamelan yang dimainkan empat orang rekan lainnya.

Tak cukup sampai disitu, mereka juga menampilkan tari denok, membaca puisi dan bernyanyi dalam bahasa Indonesia.

Keenam guru yang menyuguhkan beragam seni budaya itu adalah Cecily Bisshop, Simon Briggs, Kerry O'Connor, Martin Simons, Jim Athanasiadis dan Nicola Hights.

Menikmati pertunjukkan mereka, mungkin tak ada yang menyangka jika itu hanya dipelajari dalam waktu kurang lebih empat minggu (19 September – 15 Oktober) dalam pelatihan singkat Bahasa Indonesia untuk guru Queensland.

Mereka luwes membawakan tarian, piawai memainkan gamelan dan fasih berbahasa Indonesia. Ilmu yang mereka dapatkan merupakan hasil dari belajar di Universitas Negeri Semarang, SMK N 8 Surakarta dan SMK N Jawa Tengah.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Drs Nurhadi Amiyanto MED menuturkan, selama berada di Jawa Tengah rombongan guru itu memperoleh materi tata bahasa Indonesia, menulis, berbicara, mendengarkan dan membaca bahasa Indonesia, seni tari, seni karawitan, observasi kelas, dan sosio kultural (cross culture understanding).

Program ini merupakan kerjasama reciprocal (berbalas) dengan pemerintah negara bagian Queensland sesuai Action Plan Education yang telah disepakati oleh kedua negara.

"Beberapa tahun terakhir guru-guru kita sudah dikirim untuk mengikuti program belajar gratis di Queensland. Rata-rata dalam setahun mengirim enam orang guru. Kali ini pemerintah Provinsi Jawa Tengah membalasnya.

Ini adalah angkatan pertama di tahun 2015," katanya dalam acara perpisahan pelatihan singkat Bahasa Indonesia untuk guru Queensland di Aula Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Selasa (13/10).

Program pelatihan singkat Bahasa Indonesia untuk guru Queensland, lanjutnya, juga akan memberi manfaat dalam mengembangkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang diajarkan di Australia dan sekaligus memromosikan seni budaya Jateng di negeri kanguru itu.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko MSi menilai program pelatihan singkat Bahasa Indonesia untuk guru Queensland juga akan membangun rasa persaudaraan di antara dua negara. Sebab, ada pemahaman budaya di dalamnya, khususnya bahasa.

"Ketika orang Indonesia memahami budaya bangsa Australia, juga bahasanya tentu baru bicara dengan bahasa yang bukan milik masing-masing itu, sudah sesuatu yang sangat menggembirakan. Demikian pula sebaliknya. Ini persahabatan betul-betul akan terasa," tuturnya.

Heru berharap ke depan, warga negara asing juga mengenal nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di teks lama, sila kedua diistilahkan pula dengan internasionalisme.

"Ini merupakan dasar-dasar yang kuat, filosofi kita untuk membangun persahabatan antarbangsa karena kita merasa sesama manusia. Yang satu dengan yang lain sebenarnya tidak bisa untuk tidak saling membutuhkan. Kita mesti saling melengkapi," jelasnya.

Melalui pengenalan sila Pancasila, Heru berpendapat bangsa Indonesia akan dikenal sebagai bangsa yang baik dan senang bersahabat.


Sumber : Humas Jateng

Post a Comment