AMBARAWA – Lapangan Turangga Seta Jendral Sudirman Ambarawa mendadak diramaikan dengan gempuran pasukan Belanda, Senin (5/10). Sejumlah warga pun mesti kehilangan nyawa karena tak kuasa melawan penjajah yang dibekali dengan persenjataan canggih. Sementara, penduduk hanya mengandalkan bambu runcing.

Hingga akhirnya muncul seorang pemimpin pejuang bernama Soedirman yang memiliki semangat yang gigih, pantang menyerah, dalam memertahankan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Petikan adegan tersebut merupakan bagian dari drama kolosal Panglima Jenderal Soedirman yang ditampilkan dalam rangkaian Peringatan ke-70 Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Teriknya mentari siang itu tak menghalangi atraksi yang dilakukan sekitar 500 orang dari Kodim 0726/ Sukoharjo, Yon Arhanudse 15 Semarang, Yonkav 2/ Serbu Turangga Ceta Ambarawa, Persit Kartika Chandra Kirana Cabang 47 Kodim Sukoharjo, serta masyarakat pendukung dari Kabupaten Sukoharjo dan Salatiga.

Selama lebih dari 30 menit, cerita perjuangan Jenderal Soedirman yang tengah sakit dalam memimpin gerilya pada Agresi Militer Belanda II tahun 1948, didukung dengan tata suara dan tata laku yang apik, ditampilkan nyaris tanpa cela.

Ya, drama kolosal tersebut membuat peringatan Hari TNI tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Masyarakat yang hadir untuk menyaksikan atraksi peringatan Hari TNI, termasuk para siswa, mendapat pembelajaran mengenai nilai-nilai perjuangan, keberanian yang tak pernah padam, dan sikap pantang menyerah dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

Usai drama kolosal, masyarakat masih dimanjakan dengan defile pasukan dan kendaraan/ alutsista. Warga bahkan bisa menaiki kendaraan milik TNI tersebut. Seperti kendaraan patroli pengawalan, ambulans, truk, mobil komunikasi, meriam, tank, kendaraan khusus jihandak, dan sebagainya.

Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi selaku inspektur upacara menyampaikan perjuangan Jenderal Soedirman sengaja ditampilkan pada peringatan Hari TNI agar dapat menginspirasi dan menggungah semangat masyarakat dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI.

"Semoga ini bisa menjadi inspirasi, menggunggah kita semua bahwa nilai-nilai yang dilakukan Jenderal Soedirman memberi satu arti penting bagi keutuhan NKRI," katanya.

Dalam kesempatan yang juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi tersebut, Pangdam juga membacakan sambutan Presiden RI Ir Joko Widodo.

Presiden meminta TNI menempatkan diri sebagai tentara rakyat. Hal itu senada pula dengan yang disampaikan Panglima Jenderal Soedirman bahwa hubungan TNI dan rakyat ibarat ikan dan air, di mana ikan tidak akan hidup tanpa air. Namun, rakyat yang mengandung, merawat, dan membesarkan TNI.

Di sisi lain, tentara mesti menempatkan diri pula sebagai tentara pejuang, dan tentara professional. Mereka pun mesti berjuang bersama rakyat, sesuai dengan tema peringatan Hari TNI 2015, bersama rakyat, TNI kuat, hebat, profesional, siap mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.

Presiden juga akan memberikan apresiasi dan menambah kesejahteraan kepada TNI yang berada di pedalaman, wilayah perbatasan, daerah terpencil, pulau terdepan, serta mereka yang tengah bertugas di luar negeri.


Sumber : (humas jateng)

Post a Comment