SURABAYA - Stok beras di Jawa Timur berada pada posisi aman, dan sanggup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama empat bulan kedepan, sampai bulan Januari 2016.

Persediaan beras digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyaluran raskin alokasi bulan Oktober sampai dengan Desember 2015 serta penyaluran Raskin ke 13 dan 14.

Demikian disampaikan Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo saat Peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXV Tahun 2015 bertemakan "Ayo Kerja, Pertani dan Pelaku Usaha Produk Pangan Jawa Timur, Siap Bersaing di Pasar Nasional dan Global" di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, Senin (26/10)

Ia menjelaskan panen raya padi jatuh pada bulan Maret 2016. Sedangkan perkembangan produksi pangan Jawa Timur pada tahun 2015 yakni untuk padi mencapai 13.106.056 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau sebesar 8.518.286 ton beras.

"Dengan jumlah yang cukup banyak, konsumsi beras penduduk Jawa Timur sebesar 91,26 kg per kapita per tahun sedangkan jumlah penduduka Jawa Timur sebanyak 38. 847.600 juta jiwa.

Maka konsumsi beras penduduk Jawa timur mencapau 3.545.232 ton. Sehingga Jawa Timur pada tahun 2015 surplus beras mencapai 4.973.054 ton," paparnya.

Pakde Karwo sapaan akrabnya menuturkan kemungkinan akan terjadi kekuranagan persediaan beras pada Januari sampai dengan Maret 2016.

Untuk menghindari kekurangan tersebut, pihaknya mengusulkan kepada Presiden RI untuk melakukan pengalihan stok beras komersial milik Perum Bulog Divre Jawa Timur sebesar 236.779 ton menjadi cadangan beras Nasional.

"Sehingga beras tersebut bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan penyaluran Raskin dan juga untuk cadangan beras di Jawa Timur," ungkapnya.

Soekarwo juga mengungkapkan mengenai komoditi kedelai yang masih kurang produksinya. Pada tahun 2015 luas panen kedelai seluas 254.615 ha dengan jumlah produksi 355 ribu ton.

Padahal konsumsi mencapai 420 ribu ton, sehingga masih minus 56 ribu ton kedelai. " Pemprov Jawa Timur berupaya semaksimal mungkin supaya komoditi kedelai tidak minus, karena produksi Jawa Timur menyumbang 32 persen produksi nasional," ucapnya.


Beberapa tindakan dilakukan Pemprov Jawa Timur untuk meningkatkan produksi kedelai diantaranya mengeruk beberapa wilayah di Tulabo (Tuban, Lamongan dan Bojonegoro) yang digunakan untuk penampungan air agar ketika Sungai Bengawan Solo melupa tidak membanjiri wilayah tersebut.

" Wilayah yang biasa digenangi banjir, dengan dilakukan pengerukan, nantinya akan ditanami kedelai. Target produksi total sekitar 480 ribu ton kedelai, sehingga Jawa Timur surplus sebanyak 60 ribu ton. Pengerukan dilakukan mulai tahun 2016," tambahnya.

Pada kesempatan tersebut juga dihadiri Ketua TP PKK Prov. Jawa Timur, Dra. Hj. Nina Soekarwo, M.Si, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI, Dr. Gardjita Budi, dan Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Pusat, Wahyu Suparyono


Sumber : Humas Jatim

Post a Comment