SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP berpendapat ada peluang menarik bagi Jawa Tengah untuk menjajaki kemitraan bisnis dengan Suriname. Penawaran menarik yang dikemukakan oleh Suriname adalah kesiapan negara berpenduduk 500 ribu orang itu untuk menjadi 'business hook'untuk wilayah Karibia. Hal itu disampaikannya usia berkunjung ke Suriname, Belanda, dan Jerman belum lama ini.

"Kalau bisnisnya G to G kurang menarik. Yang menarik Suriname siap jadibusiness hook untuk wilayah Karibia, bahkan bisa sampai Amerika Selatan seperti Brazil dan Argentina. Saya tanya ke presidennya, kadang pakai bahasa Jawa, "Lha kowe ki butuh opo?" Jawabannya, "Aku butuh kabeh." Dikirim garmen mau. Sekarang mereka juga butuh ahli furniture.

Tahun ini juga butuh 15 perawat. Tenaga perawat ini mereka berani bayar 1000 Euro danfree housing dengan syarat minimal kontrak dua tahun," terangnya saat menjadi narasumber dialog interaktif Mas Ganjar Menyapa bertajuk Komitmen dan Inspirasi dari Eropa di Puri Gedeh, Rabu (14/10).

Peluang bisnis tersebut tentunya tidak boleh dilewatkan. Salah seorang pengusaha sepatu wanita asal Semarang, Adi Rusanto, berminat untuk melakukan ekspansi bisnis ke mancanegara, termasuk ke Suriname.

Adi mengaku produknya pernah digunakan oleh Putri Indonesia, bahkan pernah pula ditampilkan pada ajang Hongkong Fashion Week. Sayangnya, jumlah produk dan sumberdaya manusia masih terbatas.

"Keinginan untuk mengembangkan usaha ke sana sangat besar. Tapi saya harus tahu diri bahwa jumlah produk tidak banyak, begitu pula dengan sumberdaya manusia masih harus rekrutmen dari Bandung atau Jakarta. Untuk menjadi pengrajin sepatu pun harus dididik sejak awal," beber Adi.

Ganjar menyarankan Adi untuk membentuk asosiasi pengusaha sepatu wanita. Asosiasi tersebut disampaikan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Ganjar menceritakan banyak pengrajin sepatu handmade yang berkualitas di Belanda. Bahkan, duta besar Indonesia di Belanda menjelaskan terdapat pelatihan untuk membuat sepatu handmade yang bisa diikuti oleh umum.

Sistem polder yang dimiliki Belanda menjadi perhatian Gubernur Ganjar Pranowo. Pada kondisi tanah dan oceanografi yang baik, upaya mengatasi rob dapat dilakukan dengan giant sea wall. Tetapi di beberapa tempat, ada yang menggunakan tanggul-tanggul kecil.

"Kalau di Belanda kan ada molen atau rumah-rumah kincir angin di bawah kali. Ternyata ini merupakan upaya mengatasi rob. Perbandingan satu meter ketinggian, dipasang satu molen. Maka untuk daerah yang lima meter ya dipasang lima molen. Itu teknologi paling tua yang jadi heritageBelanda. Tetapi sekarang mereka gunakan pompa polder," jelas orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

Lingkungan di Belanda, lanjut Ganjar, juga sangat terjaga kebersihannya. Perilaku hidup bersih inilah yang harus dibudayakan oleh masyarakat Jawa Tengah. Salah satunya melalui kegiatan bersih-bersih sungai.

"Saya dan BPBD sudah bersih-bersih kali di Solo. Di Kota Semarang juga sudah diawali di Banjir Kanal Timur. Daerah lainnya harus segera menyusul, agar saat musim penghijau tidak terjadi banjir," tegasnya.

Sumber : Humas Jateng

Post a Comment