GRESIK - Wagub Jatim Saifullah Yusuf memberikan ceramah  dihadapan ratusan santri yang ikut program pelayaran Santri Bela Negara di Armatim Sby.

Pelayaran santri bela negara merupakan wujud generasi muda cinta akan tanah air. Didalam kegiatan bela negara yang dikemas kegiatan pelayaran dengan menggunakan kapal perang, para santri diberikan berbagai ilmu yang berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia kemaritiman dan Keangkatanlautan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf saat Apel Santri Bela Negara di Dermaga Madura Koarmatim, Surabaya, Senin(23/11).
Pelayaran santri bela negara dimulai tgl 20-26 November dengan  menggunakan KRI Banda Aceh yang mengangkut 1.000 santri yang berasal dari seluruh pelosok tanah air. Pada kesempatan tersebut 
Gus Ipul turut didampingi Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan dan Panglima Komando Armada  RI Kawasan  Timur (Pangamartim) Laksamana Muda TNI Darwanto.

Ia menuturkan, Indonesia memasuki era globalisasi, dimana informasi dan semua pengaruh dari luar semakin deras tanpa batas memasuki Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Efek dari era globalisasi adalah batas negara semakin kabur karena semakin canggihnya teknologi, apalagi arus barang dan manusia yang semakin gencar. Oleh sebab itu, dengan adanya pelayaran santri memupuk rasa cinta tanah air sehingga bisa terus menerus menjaga keamanan dan ketertiban Indonesia," ungkap Gus Ipul sapaan akrabnya.

Wagub Jatim Saifullah Yusuf disaksikan   Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto dan Dahlan Iskan menerima cinderamata dr pimpinan rombongan  pelayaran Santri Bela Negara di Armatim Sby


Cinta tanah air memang memerlukan proses panjang, akan tetapi dengan semakin banyak generasi muda yang paham akan pentingnya NKRI, membangun negara yang kuat akan mudah terwujud.
Gus Ipul menjelaskan, cinta tanah air harus dicocokkan  dengan situasi dan kondisi saat ini. Dengan keberagaman suku, bahasa dan agama yang mayoritas penduduknya adalah Islam banyak cara untuk mewujudkan rasa cinta tanah air."Kita ingin mewujudkan Indonesia yang asli dan natural seperti saat ini dimana mencari jalan keluar bersama-sama dalam menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, pekerjaan rumah bagi generasi mendatang agar mencontoh generasi masa lalu dalam memperjuangkan NKRI," lugasnya.

Bela negara  harus relevan dengan kondisi, maka mengenal laut dan Indonesia merupakan hal penting. Bela negara harus dengan semangat dan kecerdasan. Bela negara harus terukur, apabila dilakukan dengan cara yang salah malah tidak terwujud kedamaian NKRI. "Cinta tanah air tidak semata-mata menggunakan fisik karena kemampuan setiap orang berbeda-beda," imbuhnya.

Gus Ipul mengharapkan, setelah melakukan Pelayaran Santri Bela Negara, para santri harus menyebarkan rasa cinta tanah air kepada semua masyarakat. Secara tidak langsung merupakan bagian dari perwujudan dari islam nusantara

Pada kesempatan tersebut, Gus Ipul menolak anggapan mengenai madrasah dan pondok pesantren (ponpes) menjadi ladang teroris. Pesantren merupakan tempat jutaan santri mencari ilmu tentang. Hanya satu sampai dua orang saja yang menjadi teroris, hal tersebut dikarenakan salah dalam mengamalkan ilmu yang  diterima. "Hal tersebut melenceng jauh dari ajaran agama. Jadi, adanya teroris tidak bisa digeneralisir. Sebagian besar ponpes yang ada di Indonesia menjaga NKRI dan hal tersebut harus diberikan dukungan," tambahnya. Arz/team4k2

Post a Comment