BOYOLALI  –  Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Expo 2015 dan Rembug Paripurna KTNA yang pertama kalinya diselenggarakan diharapkan dapat menjadi ajang bagi para kontak tani untuk memperluas kemitraan dan kerjasama dengan kontak tani di daerah lainnya. Sehingga kesejahteraan petani di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah dapat meningkat.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dalam sambutannya yang dibacakan oleh Plh Sekda Provinsi Jawa Tengah Ir Djoko Sutrisno MSi saat membuka KTNA Expo 2015 di Wisma Haji Donohudan Kabupaten Boyolali, Kamis (5/10).

"Para kontak tani dipersilahkan memanfaatkan forum ini untuk saling bertukar pikiran sekaligus menggalang kemitraan dan jejaring usaha untuk peningkatan kesejahteraan tani," kata Djoko membacakan sambutan gubernur.

Dengan memperluas kemitraan, potensi produk-produk lokal di masing-masing daerah di Indonesia dapat berkontribusi untuk melakukan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat di daerah yang mengalami kelangkaan produksi pangan.

Selain diminta untuk memperluas kemitraan guna mendukung pemasaran produk-produk lokal untuk didistribusikan ke daerah lain, Ganjar juga meminta KTNA mampu mengatasi hambatan dan tantangan lingkungan global.

Terlebih lagi berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada Desember nanti memaksa mereka untuk mengembangkan teknologi pertanian, perikanan, dan kehutanan agar dapat menunjang peningkatan produktivitas usaha tani dan nelayan.

"Para kontak tani hendaknya menggunakan ilmu sosial ekonomi yang dinamis disertai dengan pengembangan teknologi agar dapat menunjang peningkatan produktivitas usaha tani maupun nelayan," tandasnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Pertanian RI Pending Dadih Permana akan mendorong prioritas KTNA untuk dijadikan sebagai penyuluh pertanian.

Hal itu dilakukan karena saat ini penyuluh pertanian di Indonesia masih sangat kurang. Dari 71.479 desa potensi pertanian, penyuluh pertanian yang dimiliki Kementan hanya 47.412 orang.

Padahal, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Pasal 46 ayat 4 mengamanatkan, paling sedikit terdapat satu penyuluh dalam satu desa potensi pertanian.

"Saat ini 32.299 orang penyuluh pertanian melayani 71.479 desa potensi pertanian, sehingga terdapat kekurangan penyuluh pertanian di tingkat desa/kelurahan," kata Dadih

Menurut Dadih, 70 persen keberhasilan pertanian ditentukan oleh penyuluh pertanian. Sehingga penyuluh pertanian berperan penting dalam membina dan membimbing petani atau kelompok tani dalam meningkatkan produktivitasnya.

Apalagi pada tahun depan pemerintah akan fokus membiayai penyuluh secara tematik dengan memprioritaskan tujuh komoditas utama, yakni padi, jagung, kedelai, ternak daging, bawang merak dan bawang putih, dan tebu.


Sumber : (Humas jateng)

Post a Comment