TUBAN - Presiden Joko Widodo di dampingi Gubernur Jawa Timur Soekarwo secara resmi mengoperasikan kilang PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban Jawa Timur.

Hal tersebut terlihat pada saat Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim Soekarwo mendampingi Jokowi sapaan akrab Presiden Joko Widodo meninjau langsung kilang TPPI di Kab. Tuban, Rabu (11/11).  

Sebelum melakukan kunjungan ke kilang minyak, Presiden bersama Pakde Karwo dan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PT Pertamina Dwi Sucipto terlihat serius mendengarkan paparan dari pimpinan TPPI. 

Sementara itu, seusai meninjau langsung kilang minyak tersebut Presiden menjelaskan, bahwa TPPI ini dibangun pada tahun 1994-1995. Dalam prosesnya, selama krisis berhenti beroperasi. Dan TPPI ini kembali beroperasi pada tahun 2006 dengan bahan baku kondensat berasal dari Pertamina. 

Kemudian, lanjut Jokowi terdapat masalah lagi dan harus diselesaikan secara hukum. "Ini sudah 4 tahun berhenti. Saya sampaikan bahwa masalah hukum harus diselesaikan secara hukum. Tapi, di wilayah ekonomi dan bisnis harus jalan," imbuhnya. 

Menurutnya, terhentinya operasi ini tidak boleh berdampak pada ekonomi dan bisnis. Presiden menargetkan, bahwa Bulan Oktober 2015 harus dimulai beroperasi. "Saya cek, saat ini meskipun baru 70 persen harus jalan. Insyallah pada akhir tahun bisa mencapai 100 persen," terangnya. 

Dengan beroperasinya TPPI Tuban ini, impor untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium atau Ron 88 bisa turun sekitar 19 persen. Sedangkan, jika digabung dengan Cilacap menjadi 29 persen. Diperkirakan pada akhir tahun nanti mencapai kurang lebih 36 persen impor BBM bisa dihemat. 

Begitu juga dengan kebutuhan BBM jenis Solar. Beroperasinya TPPI ini akan memberi dampak bagi pemerintah dalam penghematan sebesar 40 persen impor solar. Artinya, solar tidak lagi di impor dalam memenuhi kebutuhan nasional. 

Proses-proses seperti ini akan terus dikerjakan oleh pemerintah. Diharapkan, turunan-turunan dari proses produksi bisa dihasilkan di petrokimia industri. "Ini adalah masa depan industri dasar petrokimia di Indonesia dan keberadaanya kalau bisa jangan berhenti," tutupnya. 


Sumber : Humas Jatim

Post a Comment