SURABAYA - Ketua Tim Penggerak PKK Prov. Jatim, Dra. Nina Soekarwo,MSi yang akrap dipanggil Bude Karwo, saat memberikan pengarahan pada acara Pencanangan Kesatuan Gerak PKK KB-Kesehatan Tahun 2015, Senin (9/11/2015) di Ruang Pertemuan Lt. 3 Kantor Bappeprov. Jatim mengatakan, keberhasilan pembangunan keluarga tidak bisa lepas dari peran penting perempuan atau seorang Ibu.

Mengapa, karena perempuan atau ibu sebagai motor penggerak pembangunan kesejahteraan sosial baik di lingkup keluarga maupun di masyarakat yang di mulai dari akar rumputnya.

Sekaligus perempuan juga sebagai penjuru dalam peningkatan kualitas hidup di masing-masing keluarga. " Untuk masalah ini, biasanya banyak dilakukan oleh Tim penggerak PKK di daerah-daerah atau di pedesaan.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya selaku Ketua Tim Penggerak PKK Jatim ingin memberikan apresiasi kepada Ibu-ibu kader yang telah bekerja keras, cerdas dan ikhlas demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat," tegasnya.

Selanjutnya Bude Karwo mengatakan, para penjuang tanpa pamrih yang bekerja keras, cerdas dan ikhlas yaitu para perempuan yang tergabung dalam gerakan PKK.

Karena, mereka dengan nyata telah menunjukkan kiprahnya sebagai motor penggerak di Posyandu, program KB, dan sebagai motor penggerak program-program kesejahteraan keluarga di seluruh desa dan kampong bahkan diseluruh desa yang ada dipenjuru nusantara. Berkat kerja keras, ikhlas dan tidak kenal lelah inilah akhirnya kesejahteraan keluarga dan masyarakat bisa tercapai.

Lebih lanjut Bude Karwo menjelaskan, masalah kesejahteraan dan masalah kependudukan dan KB tidak bisa dipisahkan. Sebab, masalah tersebut saling terkait satu sama lain, mengapa ? Karena masalah ini sangat kresual yaitu kesejahteraan masyarakat baik bila jumlah penduduk terkontrol atau program KBnya tercapai.

Sebab, bila KBnya berhasil otomatis kesejahteraan keluarga meningkat dan bisa diperbaiki atau dikelola serta direncanakan. Namun, sebaliknya bila populasi penduduk terus bertambah otomatis jumlah kemiskinan pun akan terus bertambah.

Meskipun, jumlah pasangan subur di Jatim terus bertambah tambahnya, namun kesejahteraan di Jatimpun masih relative bagus. 

Sebab, tingkat kesuburan di jatim masih terkontrol atau relative bagus yakni pada angka 1,96 % sementara target jatim pada angka 2,1 %.

Sedang TFR atau tingkat kesuburan nasional saat ini berada pada angka 2,41 %." Jadi, keberhasilan program KB di Jatim bisa memutus matarantai kemiskinan, karena penyebab utama ibu meninggal saat melahirkan adalah kemiskinan," ujarnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya Bude Karwo mengatakan, tahun 2012 lalu Jatim mencanangkan program 10.000 taman Posyandu, ternyata targetkan tersebut bisa terlapaui yakni sekitar 12 ribu taman posyandu lebih yang telah berdiri di 38 kab/Kota se jatim.

Namun, dengan target yang terlapaui itu tidak semua taman posyandu berkualitas atau memenuhi syarat sebagai tempat untuk membangun jiwa atau karakter anak-anak sebagai negerasi penerus bangsa.

Mengapa?Sebab, yang namanya taman posyandu itu adalah tempat untuk membangun dan memperbaiki anak mulai dari masalah kesehatan, bermain, sosialisasi anak sampai masalah pendidikan atau intelegenci yang menjadi penentu perkembangan dan tumbuh kembang jiwa anak.

Anak bisa baik komunikasinya atau hubungan dengan sesame teman dan dengan orang yang lebih tua itu semua dimulai dari taman posyandu.

" Pendek kata, dari 12 ribu lebih taman posyandu yang ada di Jatim baru sekitar 23 % taman posyandu yang berkualitas atau memenuhi syarakat sebagai sarana belajar dan bermain atau tempat layanan kesehatan," jelasnya.

Berarti masih ada Pekerjaan Ruamah (PR) kita sebagai ibu- ibu PKK yang harus segera diselesaikan yaitu meningkatkan mutu taman posyandu yang masih besar yakni sekitar 77 % dari jumlah taman posyandu yang ada di Jawa Timur.

Hal ini sangat penting, karena taman posyandu adalah pelaksaan dari PAUD terbentu dan langsung menyangkut dengan karakter serta mutu generasi penerus bangsa.

Selain, memperbaiki mutu taman posyandu, tujuan dari pencanangan kesatuan gerak PKK KB Kesehatan ini adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan menurunkan Angka Kelahiran Bayi (AKB) hidup.

AKI Jatim tahun 2014 sebesar 567 masih termasuk penyumbang yang tinggi di tingkat nasional. Padahal jumlah tersebut, dilihat dari total atau jumlah penduduk jatim yang besar/banyak dibanding dengan propinsi lain.

Padahal, kalau dilihat AKI Nasional adalah 102/100.000 kelahiran hidup dan prov. Jatim sebesar 93/100.000 kelahiran hidup.

Dengan predikat jatim penyumbang tertinggi tingat nasional untuk AKI, maka PKK Jatim ikut berperan aktif dalam menangani masalah AKI di jatim. Yakni dengan mengadakan/ memberikan pendampingan pada ibu hamil mulai dari awal hingga paskah melahiran.

Tahun 2013, sebanyak 742 ibu hamil yang diberikan pendampingan selama 10 bulan oleh kader PKK hasilnya sangat bagus yakni dua orang ibu meninggal saat melahirkan dikarenakan kelainan jantung dan kekurangan gizi.

Dan pada tahun 2014, sebanyak 900 ibu hamil yang mendapatkan pendampingan kader PKK, hasilnya sangat bagus karena semuanya sehat dan selamat. Karena mereka, sudah terditeksi sejak dini yang dilakukan oleh ibu-ibu kader PKK.

Sehingga mulai dari awal mereka sudah tidak kejang-kejang atau tensi tinggi. Karena mereka mulai awak selelu diberikan pemeriksaan secara berkala dan rutin serta terus-menerus, sehingga hasilnya sangat memuaskan.

" Sebab, sebesar 36 % yang meninggal ibu- ibu saat hamil atau melahirkan adalah akibat dari kebanyakan pendarahan atau jantung dan darah tinggi. Untuk itu, PKK melalui para kadernya memberikan pendampingan mulai ibu hamil sampai dengan nifas atau selama 10 bulan," urainya.

Sementara untuk Angka kelahiran bayi Hidup (AKB), Jatim masih diatas target MDG's yakni sebesar 25/1000 kelahiran hidup, sedang target MDG's adalah 23/1000 kelahiran hidup.


Sumber : Humas Jatim

Post a Comment