NEW HOBOKEN JERSEY - Sebelum penyanyi Frank Sinatra dikenal di seluruh dunia, ia adalah seorang anak laki-laki dari kota kecil di negara bagian New Jersey, yang terletak di seberang sungai dari Manhattan.
Di kota tersebut, Hoboken, ada sebuah jalan yang menggunakan namanya, dan untuk merayakan ulang tahun Sinatra ke-100, museum Hoboken mengadakan pameran tentang dirinya.
Robert Foster, Direktur Eksekutif Hoboken Historical Museum, mengatakan ada penggemar yang datang dari Brazil dan Perancis yang dulu mendengarkan lagu-lagu Sinatra di radio.
"Mereka senang dengan pesan-pesan yang dibawa oleh lagu-lagunya, mereka merasa punya ikatan dengan suaranya," ujar Foster.
Salah satu bagian dari pameran itu ditujukan bagi penggemar Sinatra. Di era sebelum Internet dan media sosial, para penggemar Sinatra saling berkirim surat dan juga mengirimkan surat kepada Sinatra, dan banyak menuliskan puisi untuknya. Mereka tidak peduli Sinatra tidak lulus SMA, tidak peduli ia tidak punya latar belakang pendidikan musik, dan tidak bisa membaca not balok.

Kisah imigran

Suara bariton Sinatra mengantarnya pada ketenaran dan kehidupan glamor di New York dan Hollywood, di mana ia memenangkan sejumlah Grammy dan Oscar. Kesuksesannya adalah sebuah kisah imigran.

"Ia tumbuh sebagai seorang Italia saat orang-orang Italia baru datang ke negara ini," kata Forster. "Dan ia sering bicara tentang diskriminasi terhadap orang-orang Italia."
Sinatra menghabiskan 21 tahun di Hoboken di lingkungan Italia. Ia bernyanyi di bar dan bermain ukulele.

Rumahnya dulu, di 415 Monroe Street, habis terbakar ketika ia masih hidup, tapi para penggemarnya memasang tanda bintang di trotoar untuk mengenangnya.

Frank Palmisano, yang merupakan keluarganya, kini memiliki tempat parkir di mana rumah Sinatra dulu berdiri. Ia ingat seperti apa orang tua Frank, Dolly dan Marty.

"Saya kenal Dolly; saya kenal Marty. Saya juga sering bawa bir dan minuman soda ke rumah mereka," kata Palmisano."Mereka pindah ke Fort Lee ketika Sinatra membelikan rumah untuk mereka."

Legenda lokal

Dua warga lain di Monroe Street menyebut diri mereka Paman Sal dan Paman Whitey. Uncle Whitey ingat satu kisah khusus tentang Sinatra.

"Sepupu saya punya restoran, dan Sinatra makan di sana pada suatu hari Minggu," kenang Whitey. "Ia berkata pada sepupu saya: 'Kalau saya ada di New York, bilang ke orang-orang kalau saya ada di sini.' Walaupun mereka tahu ia tidak sedang ada di tempat itu, restoran itu penuh selama dua minggu berikutnya. Mereka cuma memandangi tempat duduknya."

Sangat mungkin dulu Sinatra pergi ke pinggir sungai dan memandangi lampu-lampu kota New York yang ada di seberang. Mungkin itu yang memberikannya inspirasi untuk menulis lagu tentang New York yang paling terkenal.

"If I can make it there, I'm gonna make it anywhere, It's up to you, New York, New York." 
( sumberVOA/arz/team4k2)

Post a Comment