SURABAYA - Jatimnomics merupakan konsep pertumbuhan ekonomi yang merupakan pengembangan dari Indonesia Incorporated, sebagai sistem ekonomi khas Jatim. Konsep ini dipandang mampu menjadi solusi permasalahan ekonomi di era globalisasi terlebih menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), menuju pertumbuhan ekonomi inklusif.

Hal ini disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat memberikan kuliah umum dalam acara Kuliah Umum dan Peresmian Gedung UNTAG Student and Entrepreneurship Center Dr. (HC) Alim Markus di Kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Senin (18/01/15).

Menurut Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, musuh terbesar pembangunan saat ini adalah disparitas, yang dapat menyebabkan konflik sosial di masyarakat. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi inklusif dipandang tepat dalam mengatasi disparitas. "Kenapa harus inklusif? karena saat ini disparitas sangat tinggi, dimana 1% penduduk Indonesia menguasai lebih dari 50% ekonomi nasional", ujarnya.

Konsep Jatimnomics ini terdiri dari tiga unsur penting, yakni produksi segmen UMKM dan perusahaan besar, pembiayaan yang kompetitif, serta pemasaran yang baik. Menurutnya, ketiga hal tersebut dapat berjalan dengan baik bila kondisi politik dan pemerintahan juga mendukung. "Kalau politik kita gaduh, pemerintah tidak kompak, pertumbuhan ekonomi akan sulit terwujud", ujarnya.

Menurutnya, Jatimnomics berangkat dari pemikiran ekonomi kekeluargaan yang menekankan potensi atau kekayaan dimiliki sebesar-besarnya untuk masyarakat. Ini merupakan penjabaran dari Pasal 33 UUD 1945 dimana pembangunan ekonomi berdasarkan asas kebersamaan dan kekeluargaan. Hal ini sebagai bagian dari ekonomi pancasila yang bercirikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Salah satu wujud nilai keadilan yang ingin diciptakan oleh Jatimnomics misalnya hadir dalam kebijakan fiskal yang berbeda terhadap unit bisnis di berbagai level. Pada bisnis segmen besar, Pemerintah cukup memfasilitasi saja dengan cara menjamin kelangsungan investasi melalui kemudahan perijinan dan kepastian keamanan usaha.

Sementara, segmen UMKM perlu distimulasi melalui kemudahan fasilitas pinjaman lunak. Terakhir, mereka yang di kelompok miskin lah yang perlu mendapat intervensi melalui program Jalin Kesra (Jalan Lain Menuju Kesejahteraan) dan Jalin Matra (Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera).

Dalam kuliah umum ini, Pakde Karwo juga meminta pelaku pendidikan untuk mengembangkan sekolah vokasi. Ke depan, Pemprov Jatim akan meningkatkan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Jatim. Tahun 2014 lalu, SMK di Jatim mampu menghasilkan 24.300 tenaga kerja yang dapat mendukung sektor industri di Jatim.

Di akhir, Pakde Karwo berpesan agar pelaku UMKM dan pengusaha meningkatkan kualitas produknya agar tidak kalah dengan produk-produk dari provinsi lain.

"Kuncinya produk kita harus lebih baik kualitasnya, ongkos produksi lebih murah, dan distribusinya lebih cepat", ujarnya. Tak lupa ia juga berpesan pada para mahasiswa untuk menjauhi sifat hedonisme, individualisme dan pragmatisme.

Sementara itu, Presiden Direktur PT. Maspion, Alim Markus, menyampaikan bahwa peresmian Gedung UNTAG Student and Entrepreneurship Center ini merupakan bentuk perhatian dan kepedulian PT. Maspion terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Ia berharap agar gedung ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam memajukan generasi penerus bangsa. Selain itu, ia mengajak generasi muda untuk selalu mencintai produk dalam negeri. "Cintailah produk-produk Indonesia!", tutupnya yang disambut tepuk tangan riuh para hadirin.

Sumber : ( Humas Jatim )

Post a Comment