GRESIK infojatim.com - Kini ibu-ibu desa di Kabupaten Gresik mengaku lebih percaya diri setelah ikut Sekolah Perempuan (Sekoper). Setidaknya pengakuan ini disampaikan oleh Suparti (42) warga desa Mondoluku Kecamatan Wringinanom Gresik.

"Saya sekarang sudah berani mengurus surat-surat sendiri, saya berani usul saat rapat bahkan pernah disuruh memimpin rapat saat ada kegiatan di dusun maupun desa. Bahkan oleh pak lurah saya diikutkan dalam forum Musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes)" paparnya bangga.

Pengakuan telah mendapat kemajuan dan percaya diri setelah ikut Sekoper tak hanya diakui oleh Suparti semata. Fitri (41) asal Desa Sooko Kecamatan Wringinanom juga mendapat banyak perkembangan kemajuan setelah ikut sekoper. Dia mengaku lebih berani dan percaya diri sehingga dirinya dipercaya untuk memberikan pendampingan kepada warga dalam mengurus jaminan social.

Tentu masih banyak pengakuan para perempuan yang telah banyak mengalami perkembangan dan percaya diri setelah ikut sekolah perempuan yang diselengarakan di desa-desa oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. Melalui Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, saat ini Pemkab Gresik sudah membuka 14 sekoper yang tersebar di 10 Kecamatan.

Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender, Soerati Mardiyaningsih, meski mereka hanya belajar di balai desa atau bahkan belajar di pelataran warga, Namun saat ini mereka banyak kemajuan. Rasa percaya diri ini timbul kerena mereka sudah banyak memahami tentang materi dan kurikulum yang telah diajarkan.

"Mereka belajar banyak tentang berorganisaasi dan kepemimpinan perempuan. Pemahaman program perlindungan social dan penanggulangan kemiskinan. Pemahaman tentang pengembangan ekonomi dan kemandirian perempuan, pemahaman tentang pemenuhan hak reproduksi perempuan" ujar Soerati Mardiyaningsih.  

Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Gresik Adi Yumanto pada Jum'at (22/12/2017) di kantornya mengatakan, mulanya sekoper ini di buka pada tahun 2013 di Kecamatan Wringinanom Gresik. Ada 4 sekoper di 4 desa di wilayah ujung selatan Gresik ini. Masing-masing sekoper desa Kesambenkulon, Mondoluku, Sooko dan Sumbergede.

Saat ini tahun 2017, program sekoper direplikasi pada 10 desa di 6 Kecamatan. Masing-masing sekoper desa/kelurahan Pulopancikan dan Kramatinggil di Gresik, Desa Dooro dan Dungus di Cerme, Desa Wonorejo dan Kedungsumber di Balongpanggang, Desa Sidomukti dan Kramat di Bungah, desa Gunungteguh di Sangkapura, desa Kepuhlegundi di Tambak.

"Untuk program 4 sekoper awal di Wringinanom mulai 2013 sampai saat ini sudah ada 955 perempuan yang berhasil diikutkan. Sedangkan pada 10 sekoper yang dimulai pada 2017 pada 10 desa di 6 Kecamatan, ada 300 perempuan yang berhasil diikutkan. Total sudah ada 1.255 perempuan yang berhasil ikut sekoper," ujar Adi Yumanto.

Masih menurut Adi Yumanto, dari pelaksanaan sekolah perempuan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik merupakan inovasi daerah menuju 3 ends yaitu Akhiri kekerasan peremp[uan dan anak, akhiri perdagangan orang dan akhiri kesenjangan ekonomi perempuan.

Sementara Kepala Bagian Humas dan Protokol Suyono mengatakan, sekoper adalah salah satu inovasi daerah yang mendukung Pemkab Gresik dalam peraihan Innovative Gouvernment Award (IGA) 2017.

"Ada lima inovasi daerah yang mengantarkan sukses Gresik pada IGA 2017 yaitu Regu Tanam Padi Jajar Legowo (Rutan Pajale), Perpustakaan Mini Kota Wali (Pusmintali), Kartu Keluargaku data Ulang (Kakekku Datang), Jamban dan Ipal Sehat Masyarakat Senang (Jadi Sayang) dan Sekolah perempuan (sekoper)".


ARZ Team

Post a Comment