KUDUS infojatim.com - Jelang natal lembaga anti korupsi JCW (Jatim Corruption Watch) Provinsi Jawa timur ziarah dan ngalap barokah ke sunan Kudus, Investigasi, dan menyuarakan pemberantasan dalam dunia korupsi itu memang satu-satunya kegiatan JCW, namun itu semua, bagi JCW ngalap barokah ke makam waliyullah khususnya ke Sunan Kudus juga sangat penting dilakukanya.
Jelang natal ini JCW jatim sengaja konsen ngalap barokah ke sunan-sunan, Kyai Muzakkin (Gus Zakky) ketua umum lembaga anti korupsi JCW Provinsi Jawa timur yang juga ketua pusat BPAN RI (Badan Penyelamat Aset Negara Republik Indonesia) ini fokus ngalap barokah dengan berziarah di makam sunan kudus jawa tengah. Menurutnya "Ziarah kubur itu di sunatkan oleh Nabi, Ziarah kubur itu tujuanya adalah untuk mengingat kematian, orang hidup itu kalau tidak ingat mati, pasti gaya hidupnya serakah, egois, sombong, arogan, sering berbuat maksiat, dll. Bila ketepatan jadi pemimpinpun tidak peduli pada rakyatnya dan bahkan tak segan-segan untuk korupsi uang negara, padahal itu jelas sebuah penyalahgunaan wewenang dan melanggar hukum di negeri ini,
selain itu Ziarah kubur itu menjadikan hati bisa tenang, dan hidup tidak over alias tidak jadi kebablasan", ucapnya saat di temui awak media di depan pesarean Sunan Kudus (Sabtu 16/12/17).

Siapakah sebenarnya Sunan Kudus itu ? 
Inilah riwayat singkat beliau, hasil telusur JCW Provinsi Jawa timur, Sunan Kudus dilahirkan dengan nama Jaffar Shadiq. Dia adalah putra dari pasangan Sunan Ngudung yang merupakan panglima perang Kesultanan Demak Bintoro dan Syarifah cucu dari Sunan Ampel (majalah Gatra, Anonim 2001:64-65). Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550. 

Sunan Kudus pernah menjabat sebagai panglima perang untuk Kesultanan Demak, dan dalam masa pemerintahan Sunan Prawoto dia menjadi penasihat bagi Arya Penangsang. Selain sebagai panglima perang untuk Kesultanan Demak, Sunan Kudus juga menjabat sebagai hakim pengadilan bagi Kesultanan Demak.

Dalam melakukan dakwah penyebaran Islam di Kudus, Sunan Kudus menggunakan sapi sebagai sarana penarik masyarakat untuk datang untuk mendengarkan dakwahnya. Sunan Kudus juga membangun Menara Kudus yang merupakan gabungan kebudayaan Islam dan Hindu yang juga terdapat Masjid yang disebut Masjid Menara Kudus.

Adapun kisah Dakwahnya Sunan Kudus 
Sampai sekarang sebagai saksi sejarah adalah adanya masjid Kudus peninggalan JA'FAR SHODIQ yang terkenal dengan bentuk menaranya yang khas itu. Bentuk menara masjid Kudus tidak serupa dengan menara masjid yang terdapat di manapun, baik di Indonesia maupun Timur Tengah. Oleh karena itu lalu berkembang lnterpretasi, dan interpretasi orang Jawa selalu mengarah ke mistik. Ada yang mengatakan bahwa bentuk itu dibuat untuk menangkap simpati orang Jawa yang beragama Hindu, sehmgga mereka tidak merasa canggung masuk masjidnya JA'FAR SHODIQ. Setelah mereka masuk ke dalam masjid barulah JA'FAR SHODIQ memberi ceramah tentang ajaran Islam.

Tetapi ada pula kisah yang warna mistiknya keterlaluan. Pada waktu Raden FATTAH menunjuk JA'FAR SHODIQ sebagai panglima perang untuk menyerbu Majapahit, tugas tersebut dapat diselesaikan dengan sukses. Setelah perang selesai, JA'FAR SHODIQ terkesan dengan menara yang ada di depan kraton Majapahit. Oleh karena itu JA'FAR SHODIQ ingin membawa menara tersebut ke Kudus, akan ditempatkan di dekat rumah tinggalnya. Untuk itu JA'FAR SHODIQ berdo'a kepada Allah Swt, dan tidak lama kemudian menara tersebut menjadi kecil. Saking kecilnya menara kraton Majapahit itu dapat disimpan di dalam lipatan sorbannya. Setelah tiba di Kudus, menara itu diambil lalu diletakkan di depan masjid serta kembali menjadi besar seperti bentuk dan ukuran semula.

Menurut babad Demak (Atmodarminto 2001), bahwa Sunan kudus merupakan satu – satunya anggota walisongo yang paling menguasai ilmu fiqih, sehingga di masukan ke dalam golongan putihan, tetapi buku-buku tentang kisah walisongo sebagian memasukkan Sunan kudus ke dalam golongan abangan. Sunan kudus juga ikut dalam pengembangan kesenian jawa dengan menciptakan tembang mijil dan maskumambang.

Dengan kehebatan Sunan Kudus ini, makanya banyak penziarah yang ngalap barokahnya, adapun manfaat ziarah disamping hati bisa tenang, yang terpenting adalah bisa mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Selain itu Gus Zakky mengatakan, "Sunan kudus adalah ulama' ahli fiqih, maksudnya beliau anggota wali songo ahli hukum, bila JCW dan BPAN RI kemudian tabarrukan di makam wali ini, berarti klop sudah, karena ilmunya sama satu aliran, yakni dunia penegakan hukum". Demikian tutur pria yang juga pengasuh pondok pesantren Rehabilitasi sakit jiwa dan narkoba "Dzikrussyifa' Asma'berojomusti"Lamongan ini dalam mengakhiri pembicaraanya


Arifin S Zakaria
Sumber : suaraJCW.news (KikiJCW)

Post a Comment