SURABAYA - Arsyad 14 Pkp:
Tiga petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya melakukan penyamaran untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di tengah perempatan  Jalan Dupak, Surabaya. Namun Nahas, Sahlan, Haryono Slamet, dan Bambang Widodo, justru dikeroyok puluhan preman setelah diteriaki oleh salah seorang PKL.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu Tim Cobra Satpol PP yang beranggotakan Sahlan, Haryono, Nur Hasan, Bambang Widodo, Rusli, dan Rudi Dwi Hartono, beserta Hikma dan Paraditha tengah menyamar dengan berpakaian preman di perempatan Dupak.

Dengan membawa gitar dan koran, mereka mendekati dan membekuk PKL yang berjualan di traffic light (TL) untuk diperiksa kartu identitasnya. Mereka lantas menyebar ke sejumlah tempat. Saat itu, Sahlan, Haryono, dan Bambang menyisir TL Jalan Demak.

Namun, saat ketiganya hendak menyergap salah satu PKL, mereka justru diteriaki oleh PKL itu. Tak butuh waktu lama, puluhan preman langsung datang dan mengepung ketiganya. Meski mereka telah mengaku dari Satpol PP, puluhan preman itu tak menghiraukannya. Mereka langsung memukuli tiga anggota Tim Cobra itu.

Ketiganya lantas berusaha berlindung ke pos polisi yang berada 100 meter dari lokasi. Namun, salah seorang di antara mereka yakni Sahlan terjatuh dan menjadi bulan-bulanan para preman. Dia mengalami luka di kepala dan tangan.
Anggota Satlantas Polrestabes Bripka A Setya yang melihat kejadian itu langsung mendekat. Melihat polisi, para preman itu langsung kabur. 

Bripka A Setya mengakui perempatan Dupak merupakan tempat yang rawan preman. Menurutnya, para preman tersebut menjual barang dagangannya secara paksa kepada pengendara yang melintas.
"Kami berulang kali menemui upaya pemaksaan di perempatan tersebut," katanya, Rabu (03/04/2016]seperti dilansir Antara.Ini untuk menjadi peringatan,untuk kita semua,dan waspada.

Usai kejadian, Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto langsung menerjunkan personelnya untuk mencari para pelaku. Dia juga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Morokrembangan Surabaya.

Dia menjelaskan, metode menyamar telah digunakan sejak beberapa hari lalu. Menurutnya, metode itu dilakukan agar tidak terjadi kejar-kejaran di jalan antara petugas satpol pp dengan PKL (penjajah kaki lima) terutama di setiap lampu merah lampu merah di wilayah Surabaya. "Kami hanya ingin secara persuasif," agar pengguna-pengguna jalan lebih aman,mendapatkan kenyamanan.

ARIFIN SZ/TEAM/D2G

Post a Comment