SURABAYA infojatim.com - Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo meminta nilai kegotongroyongan disebarluaskan oleh seluruh elemen masyarakat. Sebab, gotong royong merupakan budaya asli Indonesia, sekaligus penerapan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

"Nilai gotong royong ini yang membedakan indonesia dengan bangsa lain. Semangat itu yang harus digelorakan terus menerus," ujar Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim saat Puncak Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2017 bertema "Kesetiakawanan Sosial Perekat Keberagaman" di Lapangan Makodam V Brawijaya Surabaya, Rabu (20/12) pagi. 

Ia mengatakan, semangat kebersamaan, kesetiakawanan, toleransi, saling bantu membantu menjadi dasar  semangat kegotongroyongan.dalam masyarakat. Bahkan, suksesnya pembangunan di Jatim ditentukan oleh kegotongroyongan masyarakat.

Dicontohkannya, saat terjadi bencana banjir dan longsor di Pacitan beberapa waktu lalu, berbagai elemen masyarakat secara bergotongroyong membangun dan membenahi daerah tersebut. Dari bencana tersebut ada sebanyak 6.636 rumah dengan kondisi rusak berat, namun masyarakat secara bergotongroyong berhasil memperbaiki sebanyak 400 rumah. 

Pakde Karwo juga mengapresiasi Kemensos yang melaksanakan peringatan HKSN di Jatim. Apalagi salah satu rangkaian HKSN yakni 
Lintas Batas Kesetiakawanan Sosiaal (LBKS) telah dilakukan di 11 kabupaten/kota di Jatim. 

"Dengan dilaksanakannya HKSN ini dapat menjadi pengingat dan peningkatan  mengenai nilai bangsa yakni gotong royong," kata orang nomor satu di Jatim.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa mengatakan, peringatan HKSN tahun ini sejalan dengan langkah pemerintah yang giat melakukan pembangunan baik di bidang infrastruktur maupun pembangunan manusia.

Semangat Juang HKSN Terlihat Dari Kebersamaan dan Kegotongroyongan

Sementara itu, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengatakan, semangat juang HKSN itu diperlihatkan melalui kebersamaan dan gotong royong. 
Cita-citanya untuk membantu dan membangun wilayah yang menjadi tuan rumah. 

Diakuinya, memang tidak mudah menyejahterakan masyarakat. Tetapi akan ada waktunya kesejahteraan masyarakat terwujud jika dilakukan secara gotong royong. 

"Membangun Indonesia tidak bisa dilakukan pemerintah saja, tetapi untuk seluruh elemen masyarakat. Sehingga gotong royong menjadi amal bersama untuk kepentingan bersama," imbuhnya.

Bude Karwo Raih Satya Lencana Kebhaktian Sosial 

Masih dalam rangkaian Puncak Peringatan HKSN 2017, Ketua TP PKK Provinsi Jatim Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi menerima penghargaan tanda kehormatan Satya Lencana Kebhaktian Sosial.

Pemberian penghargaan mengacu pada Surat Keputusan Presiden RI No. 126/TK/Tahun 2017 dan diserahkan oleh Menko PMK RI yang didampingi Mensos dan Gubernur Soekarwo. Penghargaan tersebut dianugerahkan kepada tokoh yang berkiprah dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 

Selain Bude Karwo, sapaan lekat Ketua TP PKK Prov. Jatim, penghargaan juga diserahkan kepada Gubernur Sumatera Utara Ir. H. Teuku Ery Nuradi, MSi, Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, S.Pi, M.Pi, Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Selatan Hj. Raudatul Jannah, AMG, SKM, Bupati Barito Kuala H. Hasanuddin Murad, SH, Bupati Murung Raya Drs. Ferdie, MA, Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap, SH, Bupati Gorontalo Utara Dr. H. Indra Jasin, SH, Bupati Berau Drs. H. Makmur HAPK, Mm, Walikota Blitar Muh. Samanhudi Anwar, SH, Walikota Manado Dr. Ir. G. S. Vicky Lumentut, SH, MSi, Walikota Medan Drs. H. Dzulmi Eldin S, MSi, Walikota Banjar Dr. Hj. Ade UU Sukaesih, MSi, Kepala Dinsos Prov. Kaltim Dra. Hj. Siti Rusmalia Idrus, MSi , Kepala Dinsos Prov. Jabar Drs. H. Arifin Harun Kertasaputra, dan Ketua Umum IPWL YKP2N Kota Makassar Ir. H. Andi Sulolipu.

Selain pemberian tanda kehormatan satya lencana, Menko PMK juga menyerahkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada KPM, Pendamping PKH, Tagana, TKSK, serta penerima hak-hak sipil Akte Nikah dan Akte Lahir.

HKSN 2017 dihadiri sebanyak 10 ribu orang dari berbagai komponen masyarakat. Semakin meriah dengan kehadiran 600 penari dan pemusik dari Madura yang membawakan tarian selamat datang "Muang Sangkal" menyampaikan kisah sejarah Keraton Sumenep.


Arifin S Zakaria Team

Post a Comment