GRESIK infojatim.com - Sebanyak 300 orang perempuan perwakilan dari berbagai organisasi perempuan serta perwakilan dari sekolah perempuan di Gresik melakukan deklarasi penandatanganan pencegahan perkawinan anak.

Penandatanganan deklarasi yang dipimpin oleh Isteri Wakil Bupati Gresik yang juga Ketua Gerakan Organisasi Wanita (GOW) Gresik Ibu Zumratus Sholihah Qosim ini dilaksanakan di Ruang Mandala Bakti Praja Kantor Bupati Gresik pada Kamis (28/12/2017).

Deklarasi ini timbul dari rasa kesadaran para ibu di Gresik. Para ibu ini sadar, betapa pentingnya deklarasi pencegahan perkawinan anak yang tentunya harus diimplementasikan. Mereka yang kebanyakan para ibu dari berbagai wilayah desa di Gresik ini juga bertekad akan mensosialisasikan deklarasi ini ke masyarakat.

Sebelumnya, peserta deklarasi mengikuti acara Workshop Peningkatan Peran Perempuan Dalam pengambilan keputusan. Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Adi Yumanto saat membuka acara tersebut mengatakan, deklarasi ini merupakan salah satu upaya untuk pengendalian penduduk.

Memang, berdasarkan Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, batas usia menikah bagi perempuan 16 tahun, sedangkan pria 19 tahun. Namun menurut Adi Yumanto, usia 16 tahun masih terlalu kecil. Banyak sekali potensi persoalan yang muncul akibat nikah di usia anak-anak.

Di antaranya adalah masih tingginya angka meninggal ibu melahirkan atau bayinya. ''Sudah waktunya kita bersama membiarkan anak-anak perempuan bermain, belajar, dan berprestasi,'' jelasnya dihadapan undangan yang terdri dari berbagai organisasi perempuan di Gresik.

Pada pelaksanaan deklarasi tersebut Dr. Dra. Pinky Saptandari Endang Pratiwi, MA. dari Universitas Airlangga Surabaya menjadi narasumber. Dihadapan undangan yang semuanya para ibu tersebut Pinky Saptandari menyatakan, saat ini peran keluarga sudah diintervensi oleh dunia global melalui gadget.

"Sempatkan agar selalu ngobrol bersama keluarga tanpa kehadiran gadget. Ngobrol langsung ini lebih menciptakan suasana kebersamaan dalam membina keluarga" tandasnya.

Dia juga menyatakan bangga dengan Sekolah Perempuan yang ada di Gresik. Dosen Ilmu Sosial dan Politik Unair ini yakin kalau semua Kabupaten kota punya sekolah perempuan seperti di Gresik. Niscaya untuk mencari perempuan menjadi seorang pemimpin atau menjadi anggota perwakilan politik tentu tidak akan sulit.

Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender Soerati Mardiyaningsih kepada kabag Humas Suyono menjelaskan, pada sekolah perempuan mereka selain dibekali tentang ilmu organisasi dan masalah perempuan, mereka juga dibekali berbagai ketrampilan.

"Beberapa orang bahkan banyak meneruskan ketrampilan dasar yang didapat pada sekolah perempuan menjadi suatu keahlian. Misalnya menjadi perias pengantin, membuka catering, bahkan ada yang menjadi pembawa acara. Padahal sebelumnya dia takut ngomong didepan mik" katanya. 


ARZ Team

Post a Comment