GRESIK  - Sedikitnya 14 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam insiden penembakan di sebuah pusat latihan difabel di San Bernardino – California Rabu siang (2/12).
Kepala polisi San Bernardino Jarred Burguan mengatakan sedikitnya 14 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. 
"Laporan awal menunjukkan 14 orang meninggal dan 14 atau lebih lainnya luka-luka dan dirawat di berbagai rumah sakit di San Bernardino. Kemungkinan besar korban luka-luka akibat luka tembak," kata Burguan.
Ditambahkannya menurut keterangan beberapa saksi sedikitnya ada tiga penembak yang mengenakan topeng dan baju anti peluru. Ketiganya juga membawa senjata berat – termasuk senjata laras panjang – dan kini melarikan diri dengan menggunakan mobil SUV berwarna hitam.
Polisi melakukan operasi pencarian besar-besaran di seluruh San Bernardino, California.
"Informasi awal yang kami peroleh jumlah penembak ada tiga, tetapi situasi ini masih sangat cair dan informasi ini bisa berubah," tambah Burguan.
Fasilitas di mana insiden penembakan terjadi – the Inland Regional Center – didirikan lebih dari 40 tahun lalu untuk membantu mereka yang memiliki gangguan perkembangan mental. Kebijakan "lockdown" langsung diberlakukan di fasilitas itu dan lokasi pemukiman di San Bernardino. Beberapa orang yang bersembunyi di dalam gedung Inland Regional Center berhasil menghubungi anggota keluarga mereka.
"Putri saya mengirim pesan teks yang mengatakan ia bersembunyi di dalam lemari dan takut keluar. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya sekarang," ujar seorang warga.
"Adik saya bekerja disana dan hingga sekarang saya belum bisa menghubunginya. Saya takut terjadi apa-apa," kata lainnya.
"Putri saya berada di dalam gedung itu. Dia menelepon saya dan mengatakan ia selamat. Saya lega… tapi saya sangat sedih dengan jatuhnya korban lain," kata seorang warga lain.
Seorang lainnya mengatakan, "Putri saya menelepon saya sambil menangis. Ia bicara berbisik-bisik karena khawatir diketahui para penembak. Saya tidak bisa berkata apa-apa."
Para petugas yang khusus menangani senjata api sudah tiba di lokasi, demikian pula beberapa agen FBI. Mereka masih belum bisa menyebut insiden penembakan ini sebagai "teroris domestik".
"Saya tahu pertanyaannya kini adalah apakah ini teroris domestik. Hingga saat ini saya belum bisa menjawab hal itu karena belum memiliki informasi yang cukup," ujar seorang petugas FBI.
Obama Sudah Diberi Penjelasan tentang Penembakan
Presiden Barack Obama telah diberi penjelasan tentang penembakan ini dan dikatakan memantau dengan seksama insiden yang masih berlangsung ini. Menjawab pertanyaan di stasiun televisi CBS, Presiden Obama mengatakan Amerika memiliki pola penembakan massal yang tidak ada duanya di dunia. Menurutnya ada langkah-langkah yang bisa diambil agar warga Amerika menjadi lebih aman dan pejabat-pejabat pemerintah di tingkat apapun seharusnya bersatu, mengambil langkah bersama untuk menghentikan insiden agar tidak terus berulang.
Clinton, Trump Sampaikan Komentar via Twitter
Dua kandidat calon presiden Amerika telah menyampaikan tanggapan atas insiden penembakan ini melalui Twitter. Hillary Clinton mengatakan "menolak menerima kejadian ini sebagai hal yang normal. Kita harus mengambil tindakan untuk menghentikan kejahatan senjata api sekarang".
Sementara kandidat calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mengatakan "penembakan itu tampaknya buruk". Ia mendoakan para petugas di lokasi dan mengatakan inilah saat ketika polisi "sangat dihargai".
KJRI LA: Tak Ada WNI Jadi Korban
Konsulat Jendral Republik Indonesia di Los Angeles mengatakan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban penembakan di San Bernardino – California. Konsul Muda Protokol dan Konsuler Nugrahadi Yuwono kepada VOA Rabu malam (2/12) mengatakan telah melakukan penelusuran ke lokasi dan mencari informasi dari berbagai kalangan, dan "hingga kini tidak menemukan adanya warga negara Indonesia yang menjadi korban". Ditambahkannya jika ada warga Indonesia yang ingin mencari informasi tentang kondisi anggota keluarganya dapat langsung menghubungi kantor Sheriff Bernardino di : 1800-637-6653, atau Hotline KJRI LA di : +1 213-590-8095.
Insiden Terjadi Selang Satu Minggu dari Penembakan di Colorado
Penembakan ini terjadi kurang dari satu minggu setelah seorang penembak menewaskan tiga orang dan melukai sembilan lainnya dalam penembakan membabibuta di klinik Planned Parenthood di Colorado Springs – Colorado. Bulan Oktober lalu seorang penembak juga membunuh sembilan orang di sebuah kampus di Oregon dan pada bulan Juni seorang penembak kulit putih membunuh sembilan jemaat gereja kulit hitam di South Carolina. (sumber voa/team4k2 

Post a Comment