GRESIK infojatim.com - Aksi unjukrasa di depan gedung DPRD Gresik Jawa Timur, digelar puluhan aktivis untuk menyuarakan persoalan pembangunan Alun-Alun Kota Gresik yang tengah direvitalisasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik.

Dalam aksinya itu, demontrans mengungsung spanduk berukuran besar yang bertuliskan, Menolak Matinya Demokrasi, Menolak Lupa Matinya Demokrasi dan Save Alun-alunku. Serta, dipampangnya sejumlah foto Alun-alun sebelum direvitalisasi maupun foto aksi penolakan rencana revitalisasi yang dilakukan aktivis save Alun-alun.

Bahkan, sebuah miniatur makam yang dilengkapi dupa yang dinyalakan dengan bertuliskan, "Matinya Demokrasi". Dan juga melakukan aksi tutup mulut dengan mengunakan lakban. Sebagai simbol arogansinya pemerintahan.

"Kami minta pertanggungjawaban Bupati atas rusaknya Alun-alun yang direvitalisasi ini, lihat kondisinya sekarang," teriak Syafi salah seorang orator aksi, Rabu (5/9/2018).

Dalam orasinya Syafi, juga mengatakan bahwa Alun-alun pasca direvitalisasi menjadi rusak. Ruang terbuka hijau (RTH) menjadi hilang, Alun-alun yang asalnya asri kini menjadi panas. Karena, hilangnya tanaman yang ada sebelumnya kina berubah menjadi beton," ujarnya.

"Yang tak habis pikir, di tengah Alun-alun dibangun balai pertemuan mirip musala. Sehingga, fungsi Alun-alun tidak jelas untuk apa. Padahal, Alun-alun itu dahulu disiapkan untuk rakyat. Terus di kemanakan ruang pablik untuk rakyat itu," cetusnya.

Ditambahkan Syafi, proyek revitalisasi Alun-alun Gresik tidak hanya melenyapkan keteduhan jantung kota. Tetapi, juga telah mematikan perekonomian masyarakat di sekitar Alun-alun. "Ojek, becak, jualan jadi mati akibat proyek revitasi yang tak bermanfaat ini," tandasnya.  


ARZ TEAM

Post a Comment