Di Alun2 Kab Lumajang, Gus Ipul Berikan Paparan Pentingnya Peran Keluarga Dalam Pencegahan Kejahatan Seksual Pda Anak 


Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf menyatakan siap all out melawan kejahatan seksual terhadap anak. Pasalnya, akhir-akhir ini marak terjadi kasus kejahatan seksual terhadap anak yang merupakan aset masa depan bangsa.

"Akhir-akhir ini kasus kejahatan seksual terhadap anak makin marak, karena itu, saya nyatakan Lawan Kejahatan seksual terhadap anak, dan mari kita berikan perhatian, penjagaan, dan edukasi ekstra terhadap anak-anak kita agar terhindar dari kejahatan seksual yang bisa mengancam masa depan mereka"

Hal itu disampaikan Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim itu saat sosialisasi Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak (GN-AKSA) di Alun-Alun Kabupaten Lumajang, Rabu (19/11) malam.

Gus Ipul mengatakan, kekerasan seksual terhadap anak adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual, dengan cara tidak wajar dan/atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.

"Kekerasan terhadap anak dapat menyebabkan anak depresi, stres, trauma, gelisah, cedera fisik dan kecenderungan untuk melakukan hal yang sama pada masa dewasa" kata Gus Ipul yang pada kesempatan itu didampingi sang istri, Ny. Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf.
Gus Ipul Bersama Kapolres Lumajang dan Warga Lumajang Berpose Bersama Usai Acara Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Pada Anak


Berdasarkan data Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Jatim pada tahun 2014, terdapat korban yang melapor dan dilayani sejumlah 349 kasus, dimana 152 kasus adalah kekerasan terhadap anak, dan sampai bulan September 2015, sejumlah 235 kasus, dimana 112 kasus adalah kekerasan terhadap anak.

Sedangkan menurut Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim, pada Januari sampai Juli 2015, terjadi 263 kasus kekerasan terhadap anak di Jatim. Mirisnya, mayoritas atau sekitar 80% kasus merupakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang-orang dekat atau sudah kenal. Kasus kebanyakan terjadi di sekolah dan lingkungan sekitar tempat tinggal.

"Kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarga dapat menghasilkan dampak yang lebih serius dan trauma psikologis jangka panjang, terutama dalam kasus inses orang tua. Karena itu, mari kita lawan kejahatan seksual terhadap anak, kita harus berikan perhatian ekstra demi masa depan mereka" lanjutnya.

Pada kesempatan itu, Psikolog anak, Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, mendorong kabupaten dan kota di seluruh Indonesia untuk membentuk satuan tugas (satgas) perlindungan anak hingga tingkat rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT).

"Di RT dan RW biasanya ada seksi-seksinya, seperti seksi acara, kebersihan, dan keamanan. Sebaiknya, ditambah seksi perlindingan anak untuk menyelesaikan problem yang berkaitan dengan anak. Pasalnya, anak-anak sangat rentan mengalami kekerasan, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Padahal kita wajib mengajarkan kepada anak-anak dengan penuh cinta" katanya.

Kepala Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), Tutut Herawati mengatakan, tujuan sosialisasi ini adalah untuk menggugah kesadaran masyarakat dalam mencegah dan memerangi kejahatan seksual terhadap anak.

Sosialiasasi GN-AKSA dihadiri oleh 2 ribu peserta yang terdiri dari pelajar, guru, gerakan pramuka, dan orang tua murid. Acara dimeriahkan dengan penampilan band nasional, Letto.arifin sz/team4k2 

Post a Comment