GRESIK - Pamit kepada Bupati Gresik untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Peromaan Kecamatan Tambak Pulau Bawean. Sebanyak 30 mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta dibekali bibit Sayur Mayur. 

Mereka yang dipimpin oleh Guru besar UGM, Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Si,  terdiri dari 12 orang mahasiswa dari jurusan Agro Pertanian, 3 mahasiswa dari Kedokteran dan kedokteran gigi, 8 Mahasiswa dari jurusan Sains Tehnik dan 8 mahasiswa lain dari jurusan Sosial dan Hukum. Para Mahasiswa tersebut diterima Bupati Gresik Dr. Sambari Halim Radianto di Ruang Puteri Cempo Kantor Bupati Gresik, Jum'at (24/06/2016).

Terkait pemberian bibit sayur mayur tersebut, sebagai jawaban pertanyaan mahasiswa yang membaca data tingkat konsumsi sayur masyarakat Bawean yang rendah. "Di Bawean produksi ikan sangat tinggi.

Memang disana ada komoditi sayur mayur tapi tidak terlalu beragam seperti di Jawa. Agar para Mahasiswa ini bisa mengembangkan sayur mayor ini serta dapat memotivasi masyarakat untuk konsumsi sayur" kata Sambari.

Bupati Gresik yang didampingi oleh Kepala Bapeda Gresik Tugas Husni Syarwanto, Kepala Dinas Pertanian Gresik, Agus Joko Waluyo, Kepala Bapeluh, Labat Wibowo dan Kepala Ketahanan Pangan, Wasti Andari berpesan banyak hal.

Tentang Pertanian, Sambari meminta kepada para Mahasiswa agar meneliti tanaman holtikultura. "Agar budidaya holtikultura bisa dikembangkan dengan model yang lebih maju dari yang ada sekarang" katanya.

Untuk pembangunan fisik yang ada di Bawean Bupati meminta kepada Mahasiswa Teknik untuk meneliti pembangunan jalan yang ada di sana. "Baru baru ini ada beberapa jalan yang longsor karena air hujan. Kami minta kepada Mahasiswa Teknik untuk meneliti dan menemukan hal yang penting untuk memperbaiki keadaan" pinta Sambari.

Ada pertanyaan yang menggelitik yang ditanyakan Endah dari jurusan Pariwisata yaitu terkait pariwisata di Bawean. "Bagaimana bila ada wisatawan asing berkunjung ke Bawean dan mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan budaya setempat" tanyanya.

Terkait pertanyaan ini, Bupati menyatakan akan membuat aturan berupa perda tentang kearifan local. "Kalau di tempat wisata yang lain para pengelola wisata bisa menerapkan busana tertentu untuk masuk lokasinya, maka Bawean juga harus bisa" ujar Sambari.

Asz/team/d2g

Post a Comment