GRESIK infojatim.com - Pada tahun 2001 Gereja HKBP telah didirikan tepatnya di Jl.Silindri 3 No.1 Kota Baru Driyorejo - Kab.Gresik. Para pengurus dan jamaat yang notabene mayoritas berasal dari anggota TNI - AL ( karena lokasi merupakan kompleks perumahan untuk TNI - AL ).

Meskipun pengurus dan jamaat merupakan warga pendatang dari luar kota / kab.gresik, mereka sangatlah membaur dan saling menghargai serta menghormati satu sama lain di lingkungan kompleks perumahan, hingga keluar ke lingkungan kompleks ( warga masyarakat pribumi Desa Randegan Sari - Kec.Driyorejo - Kab.Gresik ).

Maka terjalinlah keharmonisan antar warga masyarakat dan juga antar umat beragama ( dengan warga moslem sekitar ). Hingga pada suatu saat, tepatnya pada tahun 2012 bulan November akhir terjadi suatu kesalah phahaman antara warga lingkungan sekitar gereja dengan para pengurus serta jamaat gereja HKBP. 

Diawali dari kesalah pahaman sepele, yakni ; para pengurus dan jamaat gereja HKBP yang terus melaksanakan ibadahnya ketika waktu sudah memasuki magrib yang notabene warga masyarakat lingkungan gereja mayoritas beragama moslem untuk melaksanakan ibadah sholat magrib.                                          

Para pengurus dan jamaat gereja tidak memahami tentang hal itu ( meski seharusnya memang proses ibadah sama - sama harus dilakukan ). Disamping itu juga ada 3 oknum purnawirawan TNI - AL / moslem lingkungan gereja yang berusaha untuk memanfaatkan kondisi agar gereja kurang untuk bisa diterima di lingkungan warga masyarakat. 

Hingga suatu saat diadakannya sebuah pertemuan / musyawarah yang dihadiri oleh muspika - muspida setempat, para pengurus gereja serta perwakilan warga masyarakat lingkungan gereja untuk mengklarifikasi serta mendapatkan solusi terbaik yang tidak merugikan pihak manapun. 

Dan diputuskanlah bahwa gereja HKBP Kota Baru Driyorejo - Kab.Gresik ditutup sementara hingga warga masyarakat lingkungan gereja bisa menerima kembali keberadaannya.
Dengan penuh rasa lapang dada pengurus dan jamaat menerima keputusan itu.                                

Dari pengalaman yang terjadi dilapangan, para pengurus dan jamaat ingin terus memperjuangkan agar gerejanya dapat kembali dibuka serta kembali dapat dipergunakan untuk beribadah. Tanpa mengurangi rasa saling menghargai, menghormati serta mengedepankan aspek keamanan, kenyamanan juga kondusif.                              

Pengurus dan jamaat turun tangan dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, misalnya ; kerja bakti untuk lingkungan, membantu dalam proses / program pembangunan sarana dan prasarana umum / tempat ibadah, dan juga turut serta mengangkat derajat bagi para penyandang ekonomi lemah.

Berawal dari itu semua akhirnya warga masyarakat lingkungan gereja dapat kembali membuka mata, sebenarnya mereka adalah saudara, mereka adalah keluarga, mereka adalah satu kesatuan yakni warga masyarakat NKRI yang mempunyai adat dan kebudayaan yang sama, yang berbhineka tunggal ika  ( berbeda-beda tetapi tetap satu jua ).

Dengan dibantu oleh muspika - muspida setempat serta organisasi sosial kemasyarakatan ; Forum Pemuda Sosial Bersatu ( FPSB ) yang diketuai oleh Sdr.Saiful Amin / Bang Amin. Pada tanggal 21 September 2018 pengurus gereja atas nama jamaat dan warga masyarakat lingkungan sekitar gereja menyebarkan undangan kepada pihak- pihak terkait untuk kembali membuka gerejanya dan beribadah seperti biasa setelah hampir 6 tahun gereja itu ditutup untuk sementara.

Proses pembukaan gereja serta ibadah berjalan dengan aman, lancar, nyaman, serta kondusif dan juga mendapatkan suport penuh dari warga masyarakat lingkungan gereja ( umat moslem ) hingga berita ini diturunkan Minggu ( 23/9).


Partner ARZ TEAM

Post a Comment