BONDOWOSO - Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saifullah Yusuf meminta kader Nadhatul Ulama (NU) untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dan elemen masyarakat lainnya. Hal tersebut ditujukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatim ini, NU mempunyai tiga kepentingan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kepentingan pertama adalah penegakan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyah (Aswaja), menjaga dan membangun NKRI serta meningkatkan kualitas hidup warga/rakyat.

"Pendidikan aqidah akan diberikan oleh ulama,kyai, orang alim, guru yang mempunyai kelebihan dan bisa dipertanggung jawabkan. Aqidah aswaja dipimpin Kyai untuk kepentingan bangsa " katanya saat menyampaikan sambutan pembukaan Konfercab NU di Ponpes Nurut Tholabah Kabupaten Bondowoso, Sabtu (16/1/15).

Gus Ipul menjelaskan, peran NU dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah penting. Peranan tersebut meliputi masalah keagamaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial budaya. Termasuk juga kemiskinan, kesenjangan, ledakan jumlah penduduk hingga situasi internasional.

Selama lima tahun ke depan, NU memiliki strategi. Salah satunya menawarkan Ahli Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) kepada dunia sebagai jawaban atas kemelut radikalisme sekaligus mengukuhkan Aswaja sebagai ikon perdamaian dunia.

Kepentingan kedua, katanya, cinta tanah air menjadi dasar kehidupan kader NU dalam melakukan kehidupan sehari-sehari di organisasi. Setiap kader mempunyai kewajiban memupuk raa tersebut terhadap kader yang lain maupun kepada masyarakat luas.

"Rasa cinta tanah air menjadi kepentingan NU yang kedua karena kebebasan umat beragama dalam melakukan kewajibannya akan merasa terjamin tanpa adanya gangguan keamanan. Makanya hal ini menjadi perlu dan penting sekali. NKRI menjadi harga mati bagi para Kyai dan Ulama," bebernya.

Untuk menggerakkan roda organisasi, kader NU mempunyai kepentingan ketiga dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Terutama dalam bidang ekonomi untuk ikut bersama-sama pemerintah menekan kesenjangan sosial di masyarakat.

"Caranya bekerja sama dengan pemerintah dalam menghidupkan perekonomian daerah melalui UMKM. Apabila ketiga kepentingan tersebut terlaksana maka cita-cita bangsa akan tercapai," tegasnya.

Selain ketiga hal tersebut, dia juga menjelaskan akan pentingnya Pancasila dalam mkehidupan sehari-hari. Menurutnya, di dalam Pancasila terkandung prinsip kegotongroyongan dan tenggang rasa serta toleransi antar umat beragama. Hal ini harus menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari.

"Di dalam kehidupan sehari-hari hendaknya masyarakat Indonesia mengutamakan azaz ke-gotong royongan. Hal tersebut sebagai cara mengantisipasi dan benteng masuknya budaya perdagangan bebas yang tidak terkendali. Bahkan akan dapat menggerus budaya kita. Oleh karenanya kita harus mampu mempertahankan budaya dan Pancasila sebagai dasar negara kita," katanya.

Lanjutnya, dalam kehidupan gotong royong ada tiga bidang yakni ekonomi, sosial dan politik. Di bidang ekonomi adalah koperasi, di bidang sosial adalah kekeluargaan dan di bidang politik adalah musyawarah mufakat.

Dia menegaskan, dengan sistem musyawarah akan lebih ideal dan sesuai dengan Pancasila sila ke empat. Setelah musyawarah akan diambil kemufakatan.

Hal lain yang terkandung dalam Pancasila, menurut Gus Ipul, adalah asas kesatuan dan persatuan, kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda-beda, asas gotong royong dan saling menolong.

Hal tersebut sangatlah penting dan harus terus dipelihara dalam kehidupan berbangsa dan negara di Indonesia. Apalagi di era globalisasi Pancasila sangat penting sebagai benteng untuk melindungi keutuhan dan keragaman yang dimiliki bangsa.

"Di dalam Pancasila mengatur budaya akhlak yang tidak dipunyai bangsa lain. Oleh karenannya setiap masyarakat mempunyai kewajiban menjaga dan melestarikannya," katanya.

Dia mencontohkan, beberapa negara di Timur Tengah yang tengah dilanda konflik lantaran kurangnya persatuan dan kesatuan bangsa yang ada. "Padahal corak warganya sama dengan kita, karena itu kita perlu tingkatkan rasa kebersamaan,"pungkasnya.

Dia berpesan kepada kader NU Kabupaten Bondowoso dalam melaksanakan Konfercab harus mengutamakan nilai-nilai Pancasila terutama musyawarah mufakat. Jangan saling memaksakan kepentingan sendiri yang nanti akan merugikan lembaga.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Tanfidiyah PWNU Jatim, Rais Syuriyah PBNU, Wakil Gubernur, Bupati Bondowoso, jajaran Polres, dan jajaran Kodim, serta jajaran SKPD di lingkungan Pemkab Bondowoso.

Sumber : ( Humas Jatim )

Post a Comment