GRESIK-Entah senang atau bangga ketika jumpa Bupati Sambari, sejumlah ibu-ibu yang mulanya ingin berunjuk rasa terkait keberatan adanya stockpile PT GJT ke Bupati Gresik, malah mengajak Bupati Sambari berfoto narsis. Hal ini terjadi saat rombongan unjuk rasa warga 3 kelurahan yaitu Kroman, Lumpur dan Kemuteran melurug ke kantor Bupati Gresik Selasa (8/9/2015).

Setelah mengadakan perundingan dengan perwakilan warga di Ruang rapat Graita Eka Praja, Bupati Sambari datang menemui rombongan unjuk rasa yang berkekuatan sekitar 300 orang tersebut. Disinilah keanehan itu terjadi, bukan menyampaikan aspirasinya, namun para pengunjuk rasa terutama para ibu menarik-narik Bupati Sambari untuk diajak foto bersama.

Tak hanya sekali, beberapa ibu-ibu yang lain yang belum berkesempatan foto segera menghampiri untuk ikut bergaya sambil menyodorkan handphonenya kepada temannya meminta tolong mengabadikan."Tolong aku difotokan, sik sik sik" katanya sembari berlari dan duduk membetulkan gayanya disamping Bupati Sambari.

Setelah puas menuruti keinginan warga untuk berfoto-foto, Bupati Sambari menyampaikan sambutannya. "Kami senang, anda datang kesini dengan baik-baik", katanya menenangkan. "Perlu anda ketahui, bahwa tidak berani gegabah menutup atau merelokasi tempat yang menjadi keberatan warga karena berhubungan dengan nafkah orang lain yaitu para pekerja dan keluarganya" kata Sambari. 

Bupati siap menjadi mediator dan memimpin sendiri langsung antara perwakilan warga dengan berbagai pihak yang berkepentingan. "Besok tanggal 10 September 2015, Mari kita bicarakan bersama antara perwakilan warga dari RT, RW tokoh masyarakat dan beberapa pihak yang berkepentingan. Kami akan memfasilitasinya" tegas Bupati.

Yudi (33) asal Kemuteran Gresik mengatakan keberadaan stockpile PT GJT dan aktifitasnya memang sangat mengganggu. Sebunya sangat mengganggu pernapasan serta kebersihan"Rumah saya tidak pernah bersih, baru disapu 5 menit saja sudah kotor lagi. Apalagi udara yang terhirup pasti sangat tidak baik untuk kesehatan. Saya berharap Bupati bisa membantu kami" katanya berharap.

Massa 3 Kelurahan tersebut baru membubarkan diri setelah mendapat penjelasan dari Malik, tokoh masyarakat asal Kroman. Sekitar 300 orang massa akhirnya beranjak pulang. Arifin

Post a Comment