SURABAYA - Provinsi Jawa Timur siap meningkatkan kerjasama dengan Inggris, khususnya di bidang investasi, pendidikan vokasional, dan perdagangan. Kesiapan itu disampaikan Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Inggris, Moazzam Malik di Gedung Negara Grahadi Surabaya, kamis (14/01/15).

Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim mengatakan, kerjasama dengan Inggris sangat menguntungkan bagi Jatim, hal ini dilihat dari neraca perdagangan Jatim ke Inggris pada 2015 (dalam kurun waktu Januari-November) yang mengalami surplus sebesar 134 juta US$, dimana nilai ekspor mencapai US$ 225,5 juta sedangkan impor sebesar US% 91,5 juta.

Komoditi utama ekspor non migas Jatim ke Inggris adalah kulit, barang kulit dan sepatu/alas kaki, pengolahan kayu, makanan dan minuman, pulp dan kertas, serta pertanian, sedangkan komoditi utama impor non migas Jatim dari Inggris adalah produk farmasi, besi baja, mesin-mesin dan otomotif, pulp dan kertas, kimia dasar, dan plastik.

Sedangkan nilai investasi Inggris sampai dengan triwulan III tahun 2015, sebanyak 83 proyek dengan total nilai US$ 4,4 miliar dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 17.813 orang yang tersebar di berbagai sektor, diantaranya industri kimia dan farmasi, industri makanan, serta industri logam, mesin dan elektronik.

Pakde Karwo menuturkan, salah satu kerjasama yang bisa ditingkatkan adalah di bidang investasi, pihaknya membuka peluang bagi investor Inggris yang ingin membuka pabrik pengolahan (smelter), khususnya baja di Jatim. Pasalnya, sampai saat ini Jatim masih mengimpor baja dari Inggris, sehingga cost-nya lumayan besar.

"kami masih mengimpor baja dari Inggris, padahal ongkos distribusi dari Inggris ke Jatim sangat besar, karena itu, membangun smelter di Jatim adalah solusi yang tepat, Jatim sangat efisien, ICOR kita 4,94 dan pasarnya tidak hanya melayani masyarakat lokal saja, tapi se-Indonesia Timur" katanya.

Kemudian, pabrik tersebut bisa mengambil tenaga kerja lokal disekitar pabrik, baik yang unskill maupun skill, sedangkan tenaga ahlinya bisa didatangkan dari Inggris agar tidak terjadi gejolak di lokasi pabrik tersebut didirikan. Inilah salah satu contoh kerjasama di bidang pendidikan vokasional.

"Tentu tenaga kerja lokal tersebut harus dilatih dan mendapat sertifikasi dari Inggris, sehingga mereka bisa bekerja sesuai standar Inggris di pabrik tersebut" tuturnya.


Di bidang perdagangan, Pakde Karwo mengungkapkan, pihaknya akan melaksanakan trade mission yang diawali dengan membentuk tim khusus yang bertujuan untuk mempersiapkan prospektus Jatim untuk ditawarkan kepada pengusaha Inggris.

"Sebelum pengusaha Inggris kesini, kami akan siapkan buku yang berisi prospektus Jatim, sehingga ketika datang kesini untuk kepentingan Business-to-business (B2B), mereka sudah tahu peluang-peluang apa yang bisa mereka ambil di Jatim. Sebaliknya, kami juga meminta prospektus Inggris yang bisa diambil oleh pengusaha Jatim" ujarnya.

Senada dengan Pakde Karwo, Dubes Inggris, Moazzam Malik mengatakan, pihaknya menyambut baik peningkatan kerjasama antara Inggris dan Jatim. "Jatim adalah provinsi yang memiliki peran penting dalam kemajuan Indonesia, baik saat ini maupun masa depan. Karena itu, kami sepakat meningkatkan kerjasama" katanya.

Moazzam menuturkan, keseriusan Inggris untuk mempererat kerjasama dengan Jatim telah dibuktikan dengan membuka Pusat Studi Bahasa Inggris (British Council) di Grand City Mall Surabaya, penandatanganan MoU antara British Chamber dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Surabaya pada 2015 lalu.

"Yang terbaru, tadi pagi saya membuka kantor visa di Surabaya supaya masyarakat Jatim, khususnya Surabaya tidak perlu repot-repot ke Jakarta untuk mengurus visa ke Inggris. Kami harap, akan banyak masyarakat Jatim yang berkunjung ke Inggris untuk berbisnis, berwisata, atau urusan lainnya" ujarnya.

Terkait kerjasama dengan Jatim, Moazzam mengatakan pihaknya juga akan membentuk tim untuk menyiapkan prospektus Inggris. "Dalam beberapa minggu kedepan kami umumkan rencana kerjasama dengan lebih detail, diantaranya, di bidang pendidikan tinggi, pendidikan vokasional, dan pendidikan berbahasa Inggris" katanya.

"Ketiga-tiganya penting untuk anak-anak Jatim, dan karyawan-karyawan di Jatim agar bisa bersaing dalam era globalisasi yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional" pungkasnya.

Sumber : ( humas jatim )

Post a Comment