Semarang-Prestasi olahraga Provinsi Jawa Tengah selama ini hanya menduduki ranking keempat se-Indonesia. Prestasi itu tergolong baik, mengingat sarana prasarana yang dimiliki tergolong minim.

"Di Jateng hanya tiga daerah yang siap menjadi tuan rumah setingkat regional setingkat Pekan Olahraga Provinsi (Porprov). Yaitu, Surakarta, Banyumas dan Semarang. Kalau daerah lain yang menjadi tuan rumah, maka harus berkolaborasi dengan daerah lain," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah Drs Budi Santosa dalam video conference Rapat Koordinasi Sinergitas Program Pembangunan Kepemudaan dan Keolahragaan kepada Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP di studio mini Kantor Gubernur, Selasa (26/1).

Sarana dan prasarana olahraga di Jawa Tengah, lanjutnya, hanya menduduki posisi ketujuh di Indonesia setelah DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Riau, Sumatera Selatan dan DIY. Ketertinggalan sarana dan prasarana itu, termasuk teknologi peralatan olahraga yang digunakan untuk berlatih para atlet.

Gubernur Ganjar Pranowo berpendapat untuk meningkatkan prestasi olahraga, saat ini perlu dibuat roadmap atlet yang didahului dengan melakukan talent scouting terhadap atlet maupun calon atlet. Upaya itu menjadi solusi terhadap persoalan pembibitan atlet.

"Taruhlah kita mau juara di Olimpiade 2024 nggak apa-apa karena hitung-hitungan umur atlet dari dilatih hingga ikut kejuaraan tingkat nasional atau internasional menurut saya rasional. Kalau kemudian kita bisa hitung, ada berapa anak yang punya bakat itu, sekarang mesti kita assessment, talent scouting didata, didaftar, maka terhadap mereka kita kasih perlakuan khusus," jelasnya.

Atlet-atlet yang sudah masuk roadmap selanjutnya akan diujicoba melalui event-event besar seperti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) atau Pekan Olahraga Remaja. Dengan cara itu, menurut Ganjar, akan dapat diukur kemampuannya dari sisi SDM sehingga pada saat mengikuti lomba bisa mendapat satu prestasi yang memang diinginkan.

"Tugas kita adalah menyiapkan mereka pada posisi pertempuran final dari event-event yang kita miliki. Dari situ kita bisa ukur dari sisi SDM, kapan mereka bertanding dan akan kita siapkan untuk apa," ujarnya.

Ganjar meminta agar Dinas Pemuda dan Olahraga dan para stakeholder yang terkait dengan bidang olahraga membuat sistem talent scouting sehingga akan diketahui ada berapa sebenarnya jumlah atlet di Jateng, dan dimana mereka disertai namanya. Hasil talent scouting juga bisa menjadi dasar dalam menentukan kebutuhan sarana prasarana olahraga. Ganjar mencontohkan, jika Kota Salatiga memiliki potensi sebagai gudang atlet atletik, maka cukup sarana atletik saja yang menjadi prioritas di daerah tersebut.

"Ini manajemen Jawa Tengah karena duitnya tidak terlalu banyak. Maka kita dorong itu," tutupnya.

Sumber : (humas jateng)

Post a Comment