SURAKARTA – Keberadaan relawan penanggulangan bencana sangat penting dalam mengatasi berbagai persoalan bencana. Karenanya, seorang relawan butuh ketrampilan dan keahlian memadai agar pertolongan yang diberikan tepat, bermanfaat dan tidak mencelakakan diri sendiri.

"Pengelolaan bencana di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah nggak hanya sekadar relawan yang bergabung. Rombongan bareng-bareng. Tapi kita sudah mulai ada skill (keahlian). 

Skill yang mesti kita dorong. Tidak cukup hanya pelatihan, tapi harus juga berbasis standar kompetensi," tutur Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP pada Pra Pembukaan Gelar Relawan Penanggulangan Bencana di Stadion Manahan Surakarta, Rabu (14/10).

Melalui sertifikasi, seorang relawan akan diketahui memiliki kompetensi di cluster tertentu. Misalnya ahli memanage akomodosasi bencana, evakuasi, konsumsi atau psikologi.

Ganjar berharap, relawan yang sudah bersertifikasi dimasukkan ke dalam database. Sehingga, ketika terjadi bencana, personel yang diterjunkan adalah yang memiliki keahlian tinggi.

"Sertifikasi akan diberikan Lembaga Sertifikasi Profesi Penangggulangan Bencana (LSP PB). Mereka adalah orang-orang yang punya kapasitas memberikan sertifikasi. Sertifikasi ini baru akan dilakukan pertama kali, untuk yang berkaitan dengan bencana," jelas Ganjar yang pada Selasa (13/10) lalu juga menjalani assessment kompetensi survival dari LSP PB.
Bantu Selesaikan Masalah Hulu

Terjadinya bencana dari awal sebetulnya bisa diantisipasi. Sebagai contoh saat musim hujan, dari awal sudah diketahui titik-titik yang akan terjadi banjir. Sebab itu, Ganjar mengajak para relawan penanggulangan bencana untuk aktif melakukan mitigasi bencana saat tidak ada kedaruratan.

"Di tengah tidak ada kedaruratan, ayo kita masuk ke hulu. Ayo kita kampanye, ayo kita siapkan situasi-situasi yang pada saat tertentu kita mitigasi bahwa itu diperkirakan terjadi," ajaknya.

Salah satu contoh kegiatan mitigasi bencana yang bisa dilakukan adalah membersihkan sungai dan menanam tanaman di bagian hulu sungai. Dengan begitu, sungai menjadi bersih, dapat menyediakan air baku, dapat digunakan untuk beragam kegiatan budaya dan mengurangi terjadinya bencana banjir.

Selain itu, relawan penanggulangan bencana bisa berperan dalam kampanye KB. Meski tampaknya sepele, namun sangat penting. Sebab, jika terjadi ledakan penduduk dan tidak termanage dengan baik, akan menimbulkan persoalan besar bagi negara.

Semakin banyak penduduk, maka kebutuhan air, pangan, energi dan tempat tinggal lebih besar. Padahal, semua kebutuhan itu berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Tanpa manajemen yang baik, peluang kerusakan lingkungan dan bencana lebih besar.

"Saya tertarik dengan renewal energy yang dilakukan Jerman. Mulai dari pencegahan, Jerman punya pengalaman semua kembali ke green economy.

Kemudian mereka melakukan tindakan-tindakan konkret dari sisi hulu. Menanam kembali, pilihan energinya yang tidak boros dan tidak menimbulkan polutan," terang mantan Ketua Mapala UGM itu.

Penanaman kembali yang dilakukan di Jerman bahkan membuat hampir seluruh wilayah seperti hutan. Termasuk, kantor-kantor pemerintahan. Untuk bahan bakar kendaraan, Eropa memilih menggunakan listrik sehingga sangat mengurangi polusi udara.


Sumber : (humas jateng)

Post a Comment