Semarang - Tak ada arsip, tak ada sejarah. Kalimatnya pendek, tapi punya makna yang dalam karena mengingatkan semua pihak akan pentingnya arsip/ dokumen.

"Peran arsip sangat penting sebagai dokumentasi sejarah bangsa, sarana melihat gambaran masa lalu, sumber informasi yang terpercaya dalam penelitian, serta komponen utama atau pendukung penulisan sejarah.

Karena, jika tidak ada dokumen atau arsip maka tidak ada sejarah, " kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko MSi saat memberikan sambutan pada pembukaan pameran arsip dan perpustakaan bertema "Jadikan Buku dan Arsip Sebagai Sumber Informasi Inspirasi dan Pengetahuan yang Berkualitas" di halaman Gedung Arsip dan Perpustakaan Jateng, Kamis (22/10)

Beragam koleksi buku di perpustakaan merupakan sumber pengetahuan bagi siapapun, lanjutnya. Maka, keberadaan perpustakaan, baik di lembaga pendidikan, perkantoran pemerintah maupun swasta, serta perkotaan maupun pedesaan sangatlah penting.

Dia berharap diselenggarakannya pameran buku pada 22-24 Oktober ini, dapat mendorong semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama belajar dengan memanfaatkan perpustakaan dan arsip sebagai sumber informasi.

Selain itu, mampu meningkatkan minat baca masyarakat, mengasah kecerdasan otak, mendapatkan informasi dan pengetahuan, membuka wawasan mendorong pola pikir lebih kritis.

"Meski masih ada beberapa kekurangan, baik teknologi, SDM, maupun sarana-prasarana perpustakaan dan arsip, namun kita harus tetap sepi ing pamprih, rame ing gawe.

Semua harus tetap berjuang dan optimistis memajukan kecerdasan bangsa melalui gemar membaca buku. Antara lain terus mensupport perpustakan-perpustakaan di daerah dan perpustakaan keliling," terangnya.

Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Jateng SP Andriani S SH menambahkan, peningkatan minat baca dan kesadaran masyarakat akan pentingnya arsip merupakan tanggungjawab pemerintah, pendidikan, keluarga, dan masyarakat.

Bahkan pemprov dan pemkab/ pemkot juga berkewajiban menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata. Termasuk masyarakat di daerah terpencil, terisolasi, atau terbelakang akibat faktor geografis, penyandang cacat, kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosial.

Pemerintah pun wajib memfasilitasi pembudayaan gemar membaca pada satuan pendidikan dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakan, serta menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat.

Ditambahkan, pameran buku dan arsip diikuti 39 stand yang terdiri dari 20 Badan Arsip dan Perpustakaan dari kabupaten dan kota, serta lembaga-lembaga swasta seperti Rotary Club Semarang Kunthi dan penerbit buku.


Sumber : Humas Jateng

Post a Comment