SURABAYA infojatim.com - Menjelang bulan Puasa Ramadhan 1439 H, stok berbagai barang kebutuhan pokok di Jawa Timur dipastikan aman. Kepastian ini disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo dalam Talkshow Warung Pakde di Kantor Radio Suara Surabaya, Jl. Wonokitri Besar 40 C, Surabaya, Selasa (15/5).

"Ketersediaan bahan pokok di Jatim secara keseluruhan sangat cukup, baik itu stoknya maupun yang terdapat di pasar-pasar di kabupaten/kota," kata Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim. 

Gubernur kelahiran Madiun ini mengatakan, beberapa komoditi bahkan mengalami surplus hingga bulan Juli 2018. Yakni beras, gula, cabe merah besar, cabe rawit merah, cabe merah keriting, jagung, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam.

Per 14 Mei 2018, lanjut Pakde Karwo, cadangan stok beras di gudang Bulog Jatim mencapai 227.462 Ton, pada bulan Juli mendatang, komoditi ini surplus 859.241 ton. Untuk komoditi gula, stok di gudang Bulog Jatim mencapai  25.762 Ton. Sedangkan produksi gula di Jatim/Tahun mencapai 1.010.447,1 Ton, dengan jumlah konsumsi mencapai 450.000 Ton/Tahun.

Ditambahkan, untuk cabe merah besar, pada bulan Mei ini Jatim surplus 569 ton, pada Juli mendatang komoditi ini mengalami surplus 1.635 ton. Kemudian komoditi cabe merah keriting stoknya masih aman dan surplus 13,631 ton pada Juli 2018.

Komoditi lainnya yang juga surplus hingga Juli 2018, imbuh Pakde Karwo, adalah jagung, yang surplus 246.254 ton. Kemudian bawang merah (surplus 17.426 ton), daging sapi (3.463 ton), daging ayam ras (30,552), dan telur ayam dengan surplus mencapai 88,762 pada Juli mendatang.

"Yang kami impor hanya dua, kedelai dan bawang putih. Untuk kedelai, tingkat konsumsi di Jatim mencapai 410 ribu ton, sedangkan produksinya mencapai 350 ribu ton atau sebanyak 37% dari produksi nasional, sehingga masih kurang 60 ribu ton" imbuhnya.

Jaga Kestabilan Harga, Pemerintah Terapkan Tiga Strategi

Dalam kesempatan yang sama, Pakde Karwo mengatakan, pemerintah menjamin harga kebutuhan pokok tetap stabil, khususnya pada bulan puasa hingga Hari Raya Lebaran mendatang. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan tiga strategi untuk menjaga kestabilan harga.

Pertama, Pemprov bekerjasama dengan Bulog Jatim untuk menyiapkan sebanyak 116 gerai di pasar-pasar diseluruh Jatim. Gerai-gerai tersebut bertujuan untuk menjaga pasokan kebutuhan pokok di pasar, sehingga harga kebutuhan pokok tidak naik akibat kelangkaan bahan.  

Kedua, lanjut Pakde Karwo, bekerjasama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Polda Jatim Kodam, dan Satgas Pangan, melakukan pengecekan secara langsung ke gudang-gudang penyimpanan bahan pokok. Tujuannya untuk memastikan tidak ada penimbunan, mengambil untung terlalu banyak, atau praktek kecurangan lainnya yang dilakukan importir. 

"Kami semua mengecek, jangan sampai ada importir yang mengambil untung terlalu besar pada situasi seperti ini. Contohnya bawang putih, dijual Rp. 28 ribu, padahal jika dijual Rp.21-22 ribu sudah untung lumayan. Jadi kami pastikan tingkat keuntungan atau margin-nya logis" lanjutnya.

Pengecekan tersebut, ujar orang nomor satu di Pemprov Jatim ini, juga ditujukan untuk mendapatkan informasi yang valid terkait harga impor, ongkos gudang, dan harga yang dilepas ke pasar. "Setelah ketemu harganya, kemudian dituangkan dalam kesepakatan antara pengusaha, pemprov, TNI, Polda, dan Satgas tadi" ujarnya.

Ketiga, imbuh Pakde Karwo, pemerintah melakukan operasi pasar dan memberikan subsidi ongkas angkut, biaya buruh, dan biaya pengemasan agar bahan pokok bisa sampai di pasar atau Distributor 4 (D4). "Jika di Surabaya, D4 itu Pasar Darmo Trade Center, Kapas Krampung, dan Pasar Pucang. Ini kita penuhi semuanya" imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Drajat Irawan menambahkan, selain tiga strategi tersebut, Pemprov juga mendorong para produsen, distributor, dan pelaku usaha untuk menggelar operasi pasar secara mandiri. 

"Kami juga mendorong gerakan pasar-pasar murah, sudah 38 kabupaten/kota yang menyatakan kesanggupannya untuk menggelar pasar murah secara serentak. Jadi istilahnya kami habis-habisan dan melakukan operasi "sapu jagad" agar harga kebutuhan pokok di Jatim tetap stabil" katanya. 

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, berbagai komoditi di Jatim pada bulan Mei ini mengalami penurunan dibandingkan bulan April 2018. Diantaranya jagung pipilan kering, dimana pada April lalu harganya Rp. 5.958,-per kg, turun 0,43% menjadi Rp. 5.932, per kg.

Kemudian komoditi beras, dimana beras jenis bengawan turun sebanyak 1,40% dari Rp. 11.588,- per kg menjadi Rp. 11.426,- per kg. Lalu beras Mentik turun 0,56% dari 11,251,- per kg menjadi Rp. 11,188,- per kg, dan beras IR 64 turun 1,71% dari Rp. 9.797,- per kg menjadi Rp. 9,630,- per kg pada Mei 2018.

Selain itu, komoditi yang turun lainnya adalah cabe keriting yang turun 17,09% dari harga Rp.35.995,- menjadi Rp.29.843,-, kemudian bawang merah turun 1,92% dari harga Rp. 29.511,- per kg menjadi Rp. 28.943,- per kg, serta bawang putih yang turun 21,69% dari harga Rp. 27.006,- per kg menjadi Rp. 21.149,- per kg.

Adapun komoditi yang pada bulan Mei ini mengalami kenaikan tipis dibandingkan April 2018, diantaranya adalah gula pasir dalam negeri yang naik sebanyak 0,14% dari harga Rp.  11.344,- per kg menjadi Rp. 11.360,- per kg. Kemudian telur ayam kampung yang naik 1,72% dari Rp. 36.344,- menjadi Rp. 36.967,- per kg.


ARZ Team

Post a Comment