Info Jatim Grup 12:15 A+ A- Print Email

Malang, infojatim.com - Motto Berani Transparan Mengungkap Membantu Yang Belum Terungkap.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat mengecek alat berat. usai kegiatan Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Dampak El Nino dan Banjir 2023/2024  di Bendungan Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten. Malang, Rabu (27/9/2023). Foto: (Dok.humas jatim/infojatim.com)

Menghadapi Dampak El Nino Sekaligus Potensi Banjir di Tahun 2023/2024. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta semua pihak termasuk para Bupati/Walikota di seluruh Jawa Timur menyiapkan langkah program mitigasi, preventif dan quick response atau respon cepat.

Hal ini disampaikan, Khofifah Indar Parawansa, Usai memimpin Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Dampak El Nino dan Potensi Banjir di Bendungan Selorejo, Kec. Ngantang, Kab. Malang, yang diikuti berbagai unsur OPD Pemprov Jatim, Polres Batu, Korem 083/Baladhika Jaya, Perum Jasa Tirta I, BBWS Brantas, BBWS Bengawan Solo, BBPJN Jatim-Bali, dan Basarnas, pada Rabu (27/9/2023).

"Apel kesiapsiagaan ini kita gelar dalam rangka menghadapi El Nino sekaligus potensi banjir. Kita harus terus meningkatkan kehati-hatian dan mitigasi  harus dilakukan lebih komprehensif," tegasnya.

Menurutnya, Upaya mitigasi itu perlu dilakukan, karena berdasarkan analisa BMKG pada minggu kedua atau ketiga November sudah mulai terjadi hujan dengan intensitas cukup.

Dijelaskan Khofifah, langkah mitigasi dan preventif tersebut dapat dilakukan salah satunya yaitu dengan mengecek kondisi Dam di masing-masing wilayah. karena beberapa kasus banjir yang terjadi di Jawa Timur disebabkan adanya tumpukan sampah di beberapa Dam. Untuk itu perlu adanya Sinergi sejumlah pihak untuk mengantisipasi banjir akibat sampah yang menumpuk.

"Maka yang harus dilakukan adalah gotong royong, kerja bakti, sinergi  dan antisipasi bersama," Ucapnya.

Selain itu, Khofifah juga meminta dilakukan pengecekan pada Rumah Pompa yang berfungsi dalam pengaturan air. Agar ketika diperlukan proses pengaturan air bisa berjalan dengan baik.

"Dalam Rumah Pompa jangan sampai ada listrik yang tidak mengalir, sehingga ketika dilakukan proses pengaturan air  tidak berfungsi. Dan bisa berdampak pada terjadinya banjir," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Menurut Khofifah tak kalah penting adalah normalisasi sungai agar bisa menampung debit air yang lebih besar dan optimal. Dikarenakan, masyarakat masih banyak yang membuang sampah rumah tangga di sungai seperti kasur, sofa dan televisi sehingga ini juga menjadi salah satu penyebab kepadatan sungai.

"Kami pernah di info Pak Kepala BNPB untuk segera melakukan normalisasi di 3 sungai di Jatim. Ketika dicek bersama, kepadatannya luar biasa, Disitu banyak ditemukan potongan kayu yang panjangnya sampai 6 meter, TV, juga sofa dan lain sebagainya. membersihkannya pun tidak bisa manual harus menggunakan long hand excavator," ungkapnya.

Dengan adanya temuan tersebut,  Lanjutnya, pemerintah kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur diminta untuk segera menyiapkan langkah mitigasi bersama, khususnya untuk normalisasi aliran sungai dalam upaya mengantisipasi ancaman banjir.

"Nah ini saya minta tolong siapkan mitigasi bersama karena banyak sungai-sungai yang memang mungkin ada sampah yang menumpuk. Itu antisipasi kita terhadap ancaman banjir," lanjutnya.

Sebagai informasi, langkah update mitigasi terus dilakukan Gubernur Khofifah Indar parawansa bersama jajaran BNPB, Basarnas dan BMKG. Dari semula puncak kemarau kering tahun ini diprediksi bulan Agustus, kemudian mengalami perpanjangan karena perubahan iklim global sehingga diprediksi sampai November.

Untuk itu terkait dampak El Nino, ia kembali meminta berbagai pihak untuk melakukan kehati-hatian atas tindakan yang bisa mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seperti yang terjadi di kawasan Gunung Arjuno Welirang dan Bromo beberapa waktu lalu.

Kepada seluruh relawan, ia meminta menjaga kegotong-royongan, kekompakan, soliditas, dan terus meningkatkan koordinasi serta sinergitas dengan seluruh elemen. Baik dari jajaran Kementerian PUPR, Perum Jasa Tirta I, BBWS Bengawan Solo, BBWS Brantas dan BBPJN.

"Selama ini kita sudah melakukan koordinasi dengan sangat harmonis, sangat sinergis dan sangat produktif. Semua itu harus kita jaga, tingkatkan mitigasi secara lebih detail  supaya antisipasi-antisipasi yang  kita siapkan bisa dilakukan secara lebih komprehensif lagi," Kata Khofifah. (Red)

Pendiri Penanggung Jawab Redaksi infojatim.com : Arifin S,Zakaria

Redaktur : Rizki

Post a Comment