SEMARANG - Kondisi Banjir Kanal Timur (BKT) yang kumuh menuai keprihatinan berbagai pihak. Karenanya, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menantang perguruan tinggi untuk turut berpartisipasi 'resik-resik' sub sistem drainase Kota Semarang itu.
Tantangan tersebut dilontarkan Ganjar saat menjadi pembicara Rembug Gayeng III bertajuk "Mencapai Komitmen Banjir Kanal Timur" di Balairung Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Selasa (16/02/16). Ganjar menunjuk contoh upaya Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta untuk menciptakan terobosan "kampus kurator sungai" yang patut diacungi jempol.
"Yogyakarta itu pengalamannya menarik. Kampus yang dilewati sungai, jadi kurator sungai. Ini tantangan," tegas orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Tak hanya memprioritaskan kebersihan, Ganjar berharap fungsi wisata BKT pun dapat ditonjolkan. Dirinya bahkan menginginkan penyelenggaraan Festival Jembatan dengan mempercantik jembatan yang melalui BKT.
"Ayo, dalam rangka mangayubagya, kita membikin suasana Banjir Kanal Timur lebih colorful. Dengan apa? Aksi kebersihan, aksi pendekatan masyarakat, aksi membuat event. Saya ingin membuat Festival Jembatan," paparnya.
Ganjar mengandaikan, UPGRIS bisa terlibat dalam Festival Jembatan tersebut. Para akademisi mengerahkan mahasiswa, khususnya mahasiswa seni, untuk melukis jembatan di sekitar BKT.
"Misalnya, satu jembatan diminta oleh UPGRIS. Izin ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) atau kita (Pemprov). Pak, jembatannya mau saya hias. Kalau nggak boleh tak jalukke. UPGRIS jatahmu tiga bulan. Besok jatahnya Unnes misalnya. Itu pasti setuju pemkotnya karena (sungai) bersih," tandasnya.
Tantangan Gubernur Ganjar Pranowo disambut baik Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum. Pihaknya mengaku siap untuk mengerahkan para mahasiswa resik-resik BKT secara kontinyu.
"Kalau Pak Gubernur nantang untuk resik-resik (Banjir Kanal Timur), kami siap secara kontinyu mengikuti (arahan) Pak Gubernur. Setiap Jumat mahasiswa digilir untuk resik-resik. Karena Februari mahasiswa masih libur semester, kami siap mengerahkan mahasiswa awal Maret," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Ir Hari Suprayogi MEng membeberkan, pihaknya mengeksekusi sebagian pembangunan BKT selama kurun waktu 3-3,5 tahun.
"Kita akan eksekusi selama 3-3,5 tahun selesai. Tapi ini baru dari Jembatan Majapahit sampai muara. Yang separuhnya ke hulu (masuk pekerjaan) berikutnya," jelasnya.
(humas jateng)

Post a Comment