SURABAYA - Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo, menyampaikan bahwa pada tahun 2015 jumlah panen gabah kering giling di Jatim naik dari 12,3 juta ton menjadi 13,05 juta ton. Dimana, Provinsi Jabar turun 800 ribu ton dan Jateng turun 600 ribu ton.

"Sekitar 650 ribu ton kenaikan gabah kering giling di Jatim, dan ini paling tinggi se-Indonesia. Hal ini harus kita apresisasi", ujarnya. Demikian disampaikannya saat memberikan paparan dalam Rapat Pimpinan Kodam V Brawijaya, di Balai Prajurit Kodam V Brawijaya, Senin (01/02).

Menurutnya, TNI punya peran dalam membantu dan mendukung Jatim mewujudkan kemandirian pangan dan ekonomi di Jatim, terutama dalam peningkatan produksi pertanian. Terwujudnya ketahanan pangan inilah yang pada akhirnya akan akan mewujudkan kemandirian bangsa. 

Menurutnya, peran TNI diperlukan untuk membantu pembangunan di Jatim. Sesuai dengan Alinea keempat pembukaan UUD 1945, TNI berperan dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan.

Untuk itu diperlukan kekuatan persatuan dan kesatuan, dalam hal ini gotong royong dalam komponen bangsa. Keadilan merupakan musuh terbesar yang dapat menyebabkan disparitas yang berujung pada konflik sosial. "Untuk itulah peran TNI diperlukan untuk membantu mewujudkan keadilan di tengah-tengah masyarakat", ujarnya. 

Selain disparitas, masalah lainnya adalah sebanyak 36,57% penduduk Jatim yang berkecimpung di sektor pertanian hanya menghasilkan 14,72% hasil pertanian. "Sukses tidaknya, mereka pasti urbanisasi yang berujung pada meningkatnya pengangguran, maka saya dorong agar mereka dapat menjadi buruh di industri pasca panen", ujarnya. 

Dalam menghadapi MEA, ia mengatakan bahwa Jatim sudah siap. Hal ini terlihat pada periode Januari-Oktober 2015, Perdagangan Jatim mengalami surplus hampir dengan semua negara di ASEAN kecuali dengan Singapore dan Laos. "Dengan Malaysia kita surplus 112,58 juta USD dan dengan Filipina kita surplus 66,22 juta USD", ujarnya.

Selain itu, sejak tahun 2009, TNI membantu pemprov Jatim dalam program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). "Sejak 2009 sudah dibangun sekitar 91.400 RTLH, dari total 234 ribu RTLH yang akan dibangun", ujarnya.

RTLH merupakan salah satu program prioritas Pemprov Jatim bekerjasama dengan Kodam V Brawijaya untuk mengentas masyarakat miskin dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bantuan pembangunan rumah yang layak huni.

Ia menambahkan, diperlukan sinergitas yang baik antara Pemprov Jatim dan TNI/Polri terutama dalam menjaga stabilitas keamanan.

Menurutnya, stabilitas kemanan akan menciptakan situasi yang kondusif yang berujung pada meningkatnya investasi di Jatim. Selain itu, stabilitas politik juga berpengaruh dalam menciptakan iklim investasi. "Politik dan pemerintah harus kompak untuk mewujudkan kemandirian ekonomi", ujarnya. 

Sementara itu, Pangdam V Brawijaya, Mayjend TNI Sumardi mengatakan, Kodam V Brawijaya akan terus membantu dan mendukung Pemprov Jatim dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk program RTLH.

Program RTLH ini akan melibatkan seluruh prajurit TNI yang ada di Kodam V Brawijaya  Menurutnya, program ini akan terus dilanjutkan sampai seluruh masyarakat Jatim punya rumah layak huni. "Kami juga mengerahkan Babinsa untuk mendata mana saja rumah yang tidak layak huni untuk menerima bantuan ini", ujarnya. 

Rapat Pimpinan Kodam V Brawijaya ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan untuk membahas program kerja TA 2016. Acara yang diikuti kurang lebih 139 orang ini terdiri dari staf Kodam, Danrem, Staf Ahli, Staf Khusus, Komandan Kompi, Dandim, Danyon, dan Danrem di bawah satuan Kodam V Brawijaya. Turut hadir dalam acara ini Kapolda Jatim, Irjen Pol Anton Setiadji dan Kasdam V Brawijaya, Brigjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau.  


Sumber : ( Humas Jatim )

Post a Comment