TUBAN Infojatim.com - Rabo (3/01/2018) Dalam sejarah babat tanah jawa, tanah jawa ini pertama ditumbali oleh Syeh Subakir karena dihuni oleh bangsa lelembut yaitu jin prayangan yang mengganggu manusia. Kedua ditumbali oleh Sunan Geseng atas perintah dari gurunya kanjeng Sunan Kalijaga, karena adanya pertumpahan darah perang antar suku, ras dan agama. Lalu yang ketiga ini di tumbali oleh Gus Zakky dengan tujuan untuk antisipasi agar tahun 2018 ini aman, dan tentram tidak ada konflik apapun.

Tahun 2018 ini adalah tahun politik, dipridiksi akan rawan dengan konflik horizontal, karena tahun ini adalah tahun percaturan politik nasional untuk menentukan pemimpin daerahnya masing-masing, 
Prof.Dr.K.M.Muzakkin,M.pdi,MH (Gus Zakky) Ketua pusat BPAN RI (Badan Penyelamat Aset Negara Republik Indonesia) yang juga Ketua Paguyuban Paranormal se-Asia ini mengatakan "Tahun 2018 dipridiksi akan banyak terjadi konflik, mulai dari level tokoh nasional hingga tokoh lokal, karena musimnya pilihan dimana-mana dan itu jelas ada dampaknya tersendiri bagi rakyat Indonesia, utamanya rakyat kecil yang tidak tau dunia politik.

Dalam kondisi demikian masyarakat harus mengantisipasi, lebih cerdas, dan waspada di dalam menyikapinya, semua elemen masyarakat harus bisa menahan diri, jangan sampai mudah terprovokasi. 

Momen tahun baru 2018 ini yang kemarin dirayakan ramai-ramai jangan dimaknai sebagai lambang kegembiraan, tapi sebaliknya adalah lambang keprihatinan bersama, justru harus banyak dzikir, bersholawat, istighosah, mendekatkan diri kepada Allah Swt, sebab makna tahun baru itu bukan sepedaan motor ugal-ugalan di jalan raya dengan menenteng spanduk bertulis kelompoknya tanpa helm dan kelengkapan surat kendaraanya seperti yang terjadi di daerah-daerah selama ini, juga bukan acara foya-foya pesta kembang api, kemudian tiup lilin tepuk-tepuk tangan, bakar-bakar ikan sambil pesta munuman keras dan lain-lain, tapi makna tahun baru yang sebenarnya adalah wahana untuk instropeksi diri dengan usia kita yang sudah sekian ini sudah sejauh mana kita memberikan sesuatu pada bangsa dan negara kita tercinta ini, utamanya sudah sempurnakah ibadah kita kepada Allah Swt, tahun baru itu sarana untuk menginstal ulang agar kedepan kita bisa lebih baik dari pada tahun kemarin, jangan mau dipecah belah, baik antar agama, antar ummat, antar aliran, antar suku, antar ormas, antar partai, antar golongan, dan antar kepercayaan.

Semua elemen harus bisa menahan diri dan mendahulukan kepentingan nasional sesuai dengan tujuan para pendiri bangsa ini dulu dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Sekali Merdeka tetap merdeka, NKRI adalah Harga mati", tuturnya saat di temui awak media Infojatim.com di Pesarean Makam Sunan Geseng (Santri Sunan Kalijaga) dalam kegiatan ritual yang dipimpinya dengan tema "Cah Angon Numbali Tanah Jawa", (Rabo 03/01/18), 

Selain itu pria yang juga Ketua umum JCW (Jatim Corruption Watch) Provinsi Jawa Timur, dan pimpinan Pondok Pesantren Khusus Rehabilitasi Sakit Jiwa dan Narkoba " Dzikrussyifa' Asma'berojomusti", di Sekanor, Sendangagung, Paciran Lamongan Jawa timur ini, menambahkan, "Untuk antisipasi agar kondisi yang tidak diinginkan ini bergejolak maka tanah jawa ini ditumbali dengan cara ritual di Sunan Geseng, kanapa harus di Sunan Geseng ? Agar tabarrukanya bisa pas, karena beliau dengan Syeh Subakir itu adalah tokoh Tumbal di pulau jawa ini, jika ingin sukses dan dipilih oleh rakyat, maka yang pertama, jangan menggunakan cara yang melanggar hukum, lebih-lebih melanggar aturan syareat islam bagi yang beragama islam, yang kedua jangan sesekali membohongi rakyat, ketiga pemimpin itu harus Siddiq, Amanah, Tabligh dan Fatonah, dan yang ke empat, ikutilah 4 pilar dawuhe kanjeng Sunan drajat (Raden Qosim) putranya Sunan Ampel (Raden Rahmad), Yaitu : (Menehono Mangan marang wong kang luwih, Menehono payung marang wong kang kudanan, Menehono busono marang wong kang wudo, Menehono teken marang wong kang wuto). 

Bila resep ini di jalani kemungkinan akan minim konflik dan insyaallah akan di pilih oleh rakyat, adapun urusan soal menang atau kalah itu adalah atas ridho dan taqdir dari Allah Swt, semua pihak harus bisa menerimanya" Ungkapnya.

KPU RI (Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia) sudah menetapkan tanggal pencoblosan Pilkada Serentak 2018 yaitu pada tanggal 27 Juni 2018, Rencananya ada 171 daerah yang mengikuti Pilkada 2018 secara  serentak 2018 akan dimulai 10 bulan sebelum hari pencoblosan, Itu berarti tahapan dimulai Agustus 2017, Pilkada serentak tahun 2018 akan lebih besar daripada Pilkada sebelumnya. 

Sebanyak 171 daerah Berikut daerah yang mengikuti Pilkada 2018, Untuk Provinsi berjumlah 17 diantaranya : 
Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung 
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua, Maluku Utara.

Sedangkan untuk Kota berjumlah  39 diantaranya : 
Kota Serang, Kota Tangerang, Kota Bengkulu, Kota Gorontalo, Kota Jambi, Kota Bekasi, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Bogor, Kota Tegal, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota Tarakan, Kota Pangkal Pinang, Kota Tanjung Pinang, Kota Tual, Kota Subulussalam, Kota Bima, Kota Palopo, Kota Parepare, Kota Makassar, Kota Bau-bau, Kota 
Kotamobagu, Kota Sawahlunto, Kota Padang Panjang, Kota Pariaman, Kota Padang, Kota Lubuklinggau, Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih, Kota Palembang, Kota Padang Sidempuan.

Untuk Kabupaten berjumlah 115 diantaranya : 
Kab Aceh Selatan, Kab Pidie Jaya, Kab Padang Lawas Utara, Kab Batu Bara, Kab Padang Lawas, Kab Langkat, Kab Deli Serdang, Kab Tapanuli Utara, Kab Dairi, Kab Indragiri Hilir, Kab Merangin, Kab Kerinci, Kab Muara Enim, Kab Empat Lawang, Kab Banyuasin, Kab Lahat, Kab Ogan Komering Ilir, Kab Tanggamus, Kab Lampung Utara, Kab Bangka, Kab Belitung, Kab Purwakarta, Kab Bandung Barat, Kab Sumedang, Kab Kuningan, Kab Majalengka, Kab Subang, Kab Bogor, Kab Garut, Kab Cirebon, Kab Ciamis, Kab Banyumas, Kab Temanggung, Kab Kudus, Kab Karanganyar, Kab Tegal, Kab Magelang,
Kab Probolinggo, Kab Sampang, Kab Bangkalan,
Kab Bojonegoro, Kab Nganjuk, Kab Pamekasan,
Kab Tulungagung, Kab Pasuruan, Kab Magetan,
Kab Madiun, Kab Lumajang, Kab Bondowoso, Kab Jombang, Kab Tangerang, Kab Lebak, Kab Gianyar,
Kab Klungkung, Kab Lombok Timur, Kab Lombok Barat, Kab Sikka, Kab Sumba Tengah,Kab Nagekeo, Kab Rote Ndao, Kab Manggarai Timur, Kab Timor Tengah Selatan, Kab Alor, Kab Kupang, Kab Ende, Kab Sumba Barat Daya, Kab Kayong Utara, Kab Sanggau, Kab Kubu Raya, Kab Pontianak, Kab Kapuas, Kab Sukamara, Kab Lamandau, Kab Seruyan, Kab Katingan, Kab Pulang Pisau, Kab Murung Raya, Kab Barito Timur, Kab Barito Utara, Kab Gunung Mas, Kab Barito Kuala, Kab Tapin, Kab Hulu Sungai Selatan, Kab Tanah Laut, Kab Tabalong, Kab Panajam Pasut, Kab Minahasa, Kab Bolmong Utara, Kab Sitaro, Kab Minahasa Tenggara, Kab Kep Talaud, Kab Morowali, Kab Parigi Moutong, Kab Donggala, Kab Bone, Kab Sinjai, Kab Bantaeng, Kab Enrekang, Kab Sideren Rappang, Kab Jeneponto, Kab Wajo Kab Luwu, Kab Pinrang, Kab Kolaka, Kab Gorontalo Utara, Kab Mamasa, Kab Polewali Mandar, Kab Maluku Tenggara, Kab Membramo Tengah, Kab Paniai, Kab Puncak, Kab Deiyai, Kab Jayawijaya, Kab Biak Numfor, Kab Mimika.

Dari sekian banyak peserta pesta demokrasi di tanah air tahun 2018 ini pasti ada dampak kesenjangan  secara physikologis dan sisiologis, berharap  semoga lancar dan sukses selalu, Amin, Pungkasnya.


KikiJCW / Partner Arifin s.z Infojatim.com

Post a Comment