Info Jatim Grup 20:30 A+ A- Print Email

Gresik, infojatim.com - Motto Berani Transparan Mengungkap Membantu Yang Belum Terungkap.

Foto: pihak Keluarga Dan Korban (kaos Abu-abu) saat diwawancarai oleh awak media.

Usai ramai pemberitaan di media terkait Siswi kelas 2 SD yang diduga dicolok tusuk bakso oleh teman sekolahnya, Kali ini, terjadi Kasus dugaan penganiayaan dan perundungan yang menimpa BAP (16) salah satu siswa SMK di wilayah Driyorejo, Gresik, hingga kini belum menemui titik terang seperti yang diharapkan pihak keluarga korban.

Aris Pujianto (45) selaku ayah korban mengatakan, jika keluarganya menolak untuk berdamai meskipun sejumlah keluarga dari pihak terduga pelaku telah mendatangi rumahnya dan meminta maaf atas perbuatan yang telah dilakukan.

"Sebagai sesama orang tua kami memaafkan mas. Tapi terkait kasus hukumnya terhadap para pelaku, saya serahkan kepada pihak berwajib untuk ditangani sesuai hukum yang berlaku," tutur Aris, Kamis (5/10/2023).

Lebih lanjut, Pihak keluarga BAP juga menyatakan menolak upaya untuk berdamai dan meminta keadilan agar para pelaku pengeroyokan segera ditangkap dan dijatuhi hukuman yang setimpal.

Menurut Arif, yang dilakukan para pelaku kepada anaknya adalah murni tindak pidana, lantaran anaknya dianiaya secara beramai-ramai hingga mengalami luka dan trauma.

Selain itu, Aris juga menegaskan jika berdasarkan pengakuan korban BAP dan temannya, pelaku pengeroyokan berjumlah lebih dari tiga orang. Dan ada yang sudah tidak sekolah alias sudah lulus. Bahkan kepala korban sempat dibenturkan ke paving jalanan yang ada di lokasi kejadian penganiayaan.

"Kalau pengakuan anak saya pelakunya lebih dari tiga orang mas. Anak saya sudah berniat baik untuk meminta maaf tapi tetap saja dihajar , bahkan mulut anak saya ditampar dengan sandal," jelasnya.

Pasca kejadian dugaan perundungan yang dialami oleh BAP (16) siswa sebuah SMK di Wilayah Driyorejo Gresik tersebut, hingga kini korban belum berani untuk masuk ke sekolah lagi lantaran masih merasa trauma.

Korban BAP yang mengalami pengeroyokan itu mengaku masih trauma dan ketakutan karena teringat ancaman dari para pelaku. Hal tersebut disampaikan oleh Ayah korban, Aris Pujianto (45) warga Surabaya, yang domisili di Desa/Kecamatan Menganti, Gresik.

Aris menerangkan, bahwa Anaknya (BAP) yang masih berusia 16 tahun itu, saat kini trauma tidak mau bersekolah, sampai minta pindah domisili ke Surabaya. Bahkan anak saya masih ingat pesan pelaku yang mengancam dengan kata-kata.

"Mene koen tak entek o mane awas kon" (besok kamu tak habisi lagi awas kamu),” ungkapnya pada Selasa (03/10/2023).

Menurut Aris, keluarganya sempat meminta tanggung jawab pada pihak sekolah, pada Rabu pagi (8/9) lalu. Sebelum akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Gresik.

Dijelaskannya, Saat itu, pihak sekolah malah seakan-akan menyalahkan korban.

"Pihak sekolah tidak mengakui anak saya dipukul. Hingga akhirnya saya lapor ke Polres Gresik," tegasnya.

Untuk diketahui, Peristiwa pilu tersebut, bermula pada hari Sabtu (2/9/2023) silam, saat jam sekolah korban BAP sedang bercanda dengan teman sekelasnya. Lalu, korban usia 16 tahun itu, iseng menyembunyikan sepatu milik (K) siswi perempuan satu kelas dengan korban.

Setelah jam pulang sekolah, sepatu pun akhirnya dikembalikan oleh korban. Dari sanalah, pemicu kekerasan datang. korban BAP sendiri sudah memiliki itikad baik untuk meminta maaf pada (K) atas kejadian tersebut, namun karena merasa tak terima akhirnya (K) melaporkan kejadian yang awalnya candaan itu kepada kekasihnya.

Mendengar aduan dari (K) sontak saja kekasihnya langsung merasa marah dan merencanakan aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh teman sekelas korban dan kekasih dari (K) tersebut. (Red)

Pendiri Penanggung Jawab Redaksi infojatim.com : Arifin S,Zakaria
Redaktur : Rizki

Post a Comment