JAKARTA-Melemahnya nilai tukar rupiah yang berimbas pada kondisi ekonomi yang terpuruk memantik sejumlah kalangan untuk bersikap bijak menggunakan anggaran. Demikian diungkapkan Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono, disela acara ulang tahun DPR, Jumat (28/8).

Apa yang diungkapkan Agung Laksono kali ini sekaligus menyerukan agar pembangunan tujuh proyek di DPR dibatalkan mengingat tidak memungkinkannya kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

"Ini sangat riskan sekali, karena ekonomi kita sedang dalam keadaan sulit. Pembatalan tujuh proyek tersebut adalah salah satu upaya cerdas agar ekonomi kita tidak semakin terpuruk. Saya pikir ini jika terwujud merupakan hadiah bagi masyarakat," kata Agung.

Saya yakin, lanjut Agung, masyarakat akan mendukung DPR, jika rencana itu diurungkan. "Bukankah, tugas utama wakil rakyat adalah pengawasan, pembentuk undang-undang, dan penganggaran. Yang paling utama legislasi. Kalau legislasi rendah ya tidak kelihatan dan itu harus ditingkatkan," ujarnya.

Senada dengan Agung, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar versi Munas Bali Akbar Tandjung mengatakan, DPR dan pemerintah hendaknya mengutamakan kepentingan rakyat dalam menggunakan APBN. "Kalau pembangunan gedung itu belum diperlukan ya sebaiknya ditinjau terlebih dulu," Katanya.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengungkapkan, bahwa DPR tidak ngotot membangun gedung itu apalagi dibiayai APBN 2016. "Ini khan masih rencana, dan itu bisa dilihat dalam RAPBN 2016 yang tidak memunculkan adanya proyek itu," katanya.

Lain halnya dengan Sekjen DPR Winantuningtyastiti. Politisi ini menegaskan, rencana pembangunan sudah mendesak mengingat kondisi gedung sudah tua. Jika dibiarkan, gedung itu berbahaya. "Saya tak tahu kemiringannya, tapi hasil foto ada retak di beberapa lantai, lift, dan pinggir dinding. Padahal 4.000-5.000 orang lalu lalang," ujarnya. Soal anggaran, dia minta semua pihak tak khawatir karena DPR tetap diaudit.


Reporter : Wendy P

Post a Comment