SURABAYA-Secara  geografis, Kota Surabaya adalah wilayah yang memiliki kawasan pesisir pantai  cukup luas mulai dari Gunung Anyar hingga Kenjeran. Tentu saja tak sedikit  potensi yang bisa digali, mulai dari wisata, ekonomi, dan ekologis.
Selama  ini pemerintah daerah setempat memang telah bekerja keras melakukan penataan  kawasan yang kerap dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara tersebut, agar  dapat menjadi ikon baru bagi kemajuan kota Surabaya.  
Kepada  media, Kepala Bidang Fisik Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan  Kota (Bappeko) Surabaya, AA Gde Dwija Wardhana mengatakan, kawasan pesisir  Kenjeran memiliki potensi besar yang harus dikembangkan. Terlebih lagi di  kawasan itu terdapat kampung nelayan dan Sentra Ikan Bulak (SIB) yang menjadi  pusat pengolahan dan pemasaran hasil olahan laut.
"Kenjeran  itu lengkap. Dari dulu THP (Taman Hiburan Pantai) Kenjeran sudah jadi jujugan.  Sekarang, sudah ada pembangunan jembatan Kenjeran, juga ada SIB. Nantinya ada  Taman Bulak yang menjadi land mark baru Surabaya Utara. Nah, potensi itu akan  semakin kita hidupkan melalui penataan kawasan pesisir pantai Kenjeran," tegas  Gde Dwija di acara Media Gathering yang digelar di Balai Kota Surabaya, Jumat  (28/8).
Lanjut  Gde, Pemkot Surabaya telah menetapkan menata kawasan itu yang terdiri dari area  pemukiman nelayan, area publik dan area wisata. Konsepnya "mengawinkan" area  wisata dengan pemukiman nelayan. 
"Kita  berupaya mengembangkan potensi kawasan pesisir seperti kampung nelayan, tanpa  mengubah karakter budayanya. Kearifan lokal yanga dan tetap kita pertahankan  karena itu merupakan kelebihan yang ada di sana," sambung Dwija.
Seperti  diketahui, konsep itu terbagi beberapa zona diantaranya, zona wisata satu yang  merupakan wisata pesisir, zona wisata dua terdiri wisata pesisir THP Kenjeran,  wisata religi, wisata budaya dan galeri seni dan olahraga ekstrem, lalu zona  wisata tiga yang merupakan kampung wisata nelayan dan wisata industri olahan  hasil laut. "Dinas Pariwisata juga sudah buat master plan nya. Ini tinggal  implementasi nya," sambung dia.
Menanggapi  hal itu, Pakar Tata Kota, Prof Johan Silas mendukung rencana Pemkot Surabaya  untuk kembali menghidupkan kawasan pesisir pantai. Apalagi, Surabaya memiliki  garis pantai yang cukup panjang. Menurutnya, rencana tersebut merupakan bagian  untuk menjadikan Surabaya sebagai kota dunia (world city). 
Moment  itu dinilai tepat mengingat tahun depan Surabaya akan menjadi tuan rumah  penyelenggaraan konferensi UN Habitat di mana ribuan delegasi dari berbagai  negara akan hadir. Kawasan pesisir Kenjeran adalah salah satu destinasi para  tamu, selain kawasan Tunjungan yang menawarkan street performance.
"Kenjeran  ini rekreasi pantai yang sangat kuat. Tantangan kita adalah menampilkan potensi  Kenjeran dengan menghadirkan rekreasi pantai yang bagus dan berkelas dunia  tetapi tanpa menghilangkan ke-khas an Surabaya nya. Sehingga bisa menjadi  jujugan bagi tamu-tamu yang datang," ujar Johan Silas.
Sementara  itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Wiwiek Widayati  menambahkan, selama ini, jumlah wisatawan yang datang ke kawasan Kenjeran  menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Dia mencontohkan, untuk kunjungan  wisatawan mancanagera (Wisman) ke kawasan Kenjeran, dari jumlah 200-an Wisman yang  berkunjung pada tahun 2013, kemudian meningkat menjadi 300 an Wisman pada 2014.  Itu belum termasuk wisatawan lokal yang mencapai ratusan ribu dan juga  menunjukan grafik meningkat.
"Artinya,  dengan yang ada sekarang, kawasan pesisir Kenjeran sudah bisa mendatangkan  orang s ebanyak itu. Ini peluang yang bisa terus kita kembangkan. Ke depan,  dengan semakin banyak nya potensi dan varian wisata yang ada, kalau tergarap  dan saling terkait, tentunya kita berharap pesisir Kenjeran semakin diminati,"  ujar Wiwiek.
Tim AZR

Post a Comment